Osho tercinta,
Suatu hari Buddha memberikan ceramah khusus dan ribuan pengikutnya datang dari daerah-daerah sekitarnya.
Ketika Buddha muncul, Buddha memegang setangkai bunga. Waktu berlalu tapi Buddha tidak mengatakan apapun. Buddha hanya melihat bunga itu. Pengikutnya gelisah, tapi Mahakashyap, yang tdak bisa menahan diri lagi, tertawa.
Buddha memberi isyarat kepadanya untuk mendekat, menyerahkan bunganya dan berkata kepada pengikutnya, "Aku memiliki cara mengajar yang benar. Semua dapat diberikan melalui kata-kata yang sudah Kuberikan kepadamu. Tetapi dengan bunga ini, aku memberikan kunci ajarannya kepada Mahakashyap."
Ceramah Osho akan cerita ini:
Untuk semua ajaran, tidak hanya untuk ajaran dari Buddha tetapi untuk ajaran dari semua guru - Yesus, Mahavira, Lao Tzu - kunci ajarannya tidak dapat diberikan melalui komunikasi verbal, kuncinya tidak dapat disampaikan melalui pikiran. Tidak ada yang bisa dikatakan tentang itu. Semakin banyak engkau mengatakan tentangnya semakin sulit untuk menyampaikannya, karena seorang Buddha dan dirimu hidup dalam dimensi yang berbeda. Tidak hanya berbeda tetapi juga berlawanan secara diametris, sehingga apa pun yang dikatakan seorang Buddha akan disalahpahami.
Telinga fisik baik-baik saja, tetapi telinga spiritual hilang. Seorang Buddha hanya dapat berbicara dengan Buddha lain, inilah masalahnya. Dan dengan Buddha lain, dia tidak perlu berbicara secara verbal. Buddha harus berbicara dengan mereka yang belum tercerahkan. Dengan mereka ada kebutuhan untuk berbicara dan berkomunikasi, tetapi kemudian komunikasi menjadi tidak mungkin.
Pernah diceritakan seorang sufi pengikut Muhammad bernama Farid (Ibnu al Farid, seorang sufi dari Arab). Ia sedang lewat di dekat Benares tempat Kabir tinggal. Pengikut Farid berkata, "Akan sangat indah jika engkau dan Kabir bertemu. Bagi kami itu akan menjadi berkah."
Hal yang sama terjadi pada Kabir (Penulis gerakan bhakti dalam Hindu. Dia terlahir di keluarga muslim tapi lalu belajar Hindu) dan para pengikutnya. Mereka mendengar bahwa Farid sedang lewat, jadi mereka berkata kepada Kabir bahwa akan lebih baik jika Kabir meminta Farid untuk tinggal beberapa hari di ashram.
Murid-murid Farid berkata, "Pembicaraan kalian berdua akan menjadi berkah besar bagi kami, kami ingin mendengar apa yang dua orang tercerahkan katakan satu sama lain."
Farid tertawa ketika mereka mengatakan ini dan menjawab, "Akan ada pertemuan, tapi kurasa tidak akan ada pembicaraan. Tapi mari kita lihat."
Kabir berkata, "Tanyakan pada Farid. Biarkan dia datang dan tinggal, tapi siapa pun yang berbicara lebih dulu akan membuktikan bahwa dia tidak tercerahkan."
Farid datang. Kabir menerimanya. Mereka tertawa dan saling berpelukan. Kemudian mereka duduk dalam diam. Dua hari Farid ada di sana, dan selama berjam-jam mereka duduk bersama. Para murid gelisah, menunggu mereka mengatakan sesuatu, mengucapkan sesuatu. Tetapi tidak ada satu kata pun yang dikomunikasikan.
Hari ketiga Farid pergi dan Kabir datang untuk mengantarnya. Mereka kembali tertawa, saling berpelukan, lalu berpisah.
Saat mereka berpisah, murid-murid Farid berkumpul di sekelilingnya dan berkata, "Omong kosong! Buang-buang waktu saja. Kami berharap sesuatu akan terjadi. Tidak ada yang terjadi. Mengapa engkau tiba-tiba menjadi begitu bodoh? Engkau berbicara begitu banyak kepada kami."
Farid menjawab, "Semua yang kutahu, dia juga tahu. Tidak ada yang bisa dikatakan. Aku menatap matanya, dan dia ada di sana, di mana aku berada. Apa pun yang dia lihat telah kulihat. Apa pun yang dia sadari telah kusadari. Tidak ada yang bisa dikatakan."
Dua orang bodoh dapat berbicara. Mereka banyak bicara, mereka tidak melakukan apa-apa kecuali berbicara. Dua orang yang tercerahkan tidak dapat berbicara. Pembicaraan itu tidak masuk akal. Dua orang bodoh berbicara tidak ada artinya karena tidak ada yang ingin disampaikan. Mereka tidak tahu apa-apa yang bisa dikatakan, yang harus dikatakan, tetapi mereka terus berbicara. Mereka sedang mengobrol. Mereka tidak bisa menahannya. Itu hanya katarsis kegilaan, hanya rilis.
Dua orang yang tercerahkan tidak dapat berbicara karena mereka mengetahui hal yang sama. Tidak ada yang bisa dikatakan. Hanya satu orang yang tercerahkan dan satu orang yang tidak tercerahkan yang dapat memiliki komunikasi yang bermakna, karena yang satu tahu dan yang lain masih dalam ketidaktahuan. Komunikasi yang berarti, kataku. Aku tidak mengatakan bahwa kebenaran dapat disampaikan, tetapi beberapa petunjuk, beberapa indikasi, beberapa gerakan bisa diberitahukan, sehingga orang lain siap untuk melompat. Kebenaran tidak bisa disampaikan, tapi rasa haus bisa diberikan. Tidak ada ajaran yang sesuai dengan namanya yang dapat diberikan kunci melalui kata-kata.
OSHO
A Bird on the Wing
------------
BELOVED OSHO,
BUDDHA WAS TO GIVE A SPECIAL TALK ONE DAY,AND THOUSANDS OF FOLLOWERS HAD COME FROM MILES AROUND.
WHEN BUDDHA APPEARED HE WAS HOLDING A FLOWER. TIME PASSED, BUT BUDDHA SAID NOTHING. HE JUST LOOKED AT THE FLOWER. THE CROWD GREW RESTLESS, BUT MAHAKASHYAP, WHO COULD RESTRAIN HIMSELF NO LONGER, LAUGHED.
BUDDHA BECKONED HIM OVER, HANDED HIM THE FLOWER, AND SAID TO THE CROWD, "I HAVE THE EYE OF THE TRUE TEACHING. ALL THAT CAN BE GIVEN WITH WORDS I HAVE GIVEN TO YOU; BUT WITH THIS FLOWER, I GIVE TO MAHAKASHYAP THE KEY TO THIS TEACHING."
To all teachings, not only for a Buddha but for all masters -- Jesus, Mahavira, Lao Tzu -- the key cannot be given through verbal communication, the key cannot be delivered through the mind. Nothing can be said about it. The more you say the more difficult it becomes to deliver, because a buddha and you live in such different dimensions -- not only different but diametrically opposite -- that whatsoever a buddha says will be misunderstood.
The physical ear is okay, the spiritual ear is missing. A buddha can talk only to another buddha, this is the problem, and with another buddha there is no need to talk. Buddha has to talk with those who are not enlightened. With them exists the need to talk and communicate, but then communication is impossible.
It is reported of one Mohammedan saint, Farid, that he was passing near Benares where Kabir lived. Followers of Farid said, "It would be just wonderful if you and Kabir met. For us it would be a blessing."
The same thing happened to Kabir and his followers. They heard that Farid was passing, so they said to Kabir that it would be good if he would ask Farid to stay a few days in the ashram.
Farid's disciples said, "You both talking would be a great opportunity for us, we would like to hear what two enlightened persons say to each other."
Farid laughed when they said this and replied, "There will be a meeting, but I don't think there is going to be any talking. But let us see."
Kabir said, "Ask Farid. Let him come and stay -- but whosoever speaks first will prove that he is not enlightened."
Farid came; Kabir received him. They laughed and embraced each other. Then they sat in silence. Two days Farid was there, and for many hours they sat together, with the disciples restless, waiting for them to say something, utter something. But not a single word was communicated.
The third day Farid left and Kabir came to see him off. They again laughed, embraced each other, parted.
The moment they parted Farid's disciples gathered around him and said, "What nonsense! What wastage of time. We were hoping that something was going to happen. Nothing happened. Why did you suddenly become so dumb? You talk so much to us."
Farid replied, "All that I know, he knows also. Nothing is to be said. I looked into his eyes, and he is there, where I am. Whatsoever he has seen I have seen; whatsoever he has realized I have realized. There is nothing to be said."
Two ignorant persons can talk. They talk much; they do nothing except talk. Two enlightened persons cannot talk -- it would be absurd. Two ignorant persons talking is meaningless because there is nothing to convey. They don't know anything that can be said, that should be said, but they go on talking. They are chattering. They cannot help it; it's just a mad catharsis, a release.
Two enlightened persons cannot talk because they know the same. Nothing is to be said. Only one enlightened person and one unenlightened person can have a meaningful communication, because one knows and the other is yet in ignorance. A meaningful communication, I said. I don't say that the truth can be conveyed, but some hints, some indications, some gestures can, so that the other becomes ready to take the jump. The truth cannot be conveyed, but the thirst can be given. No teaching worth the name can give the key through words.
OSHO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar