Buddha berbicara, sulit menemukan orang lain yang bicara sebanyak Buddha. Para sarjana telah mempelajari semua kitab suci yang ada, yang mengatasnamakan Buddha. Tampaknya pencapaian berbicara sebanyak itu mustahil, karena setelah pencerahannya, Buddha hanya hidup selama empat puluh tahun, berjalan dari satu desa ke desa lainnya. Buddha berjalan di seluruh Bihar. Nama Bihar datang karena Buddha berjalan di sana. Bihar berarti jalan pengembaraan Buddha. Seluruh provinsi disebut Bihar karena ini adalah batas tempat Buddha berjalan, Biharnya, pengembaraannya.
Buddha terus berjalan. Hanya di musim hujan Buddha beristirahat. Begitu banyak waktu yang terbuang untuk berjalan. Kemudian Buddha juga harus tidur. Jadi para sarjana telah menghitung waktu berbicara Buddha. Mereka berkata, "Ini sepertinya tidak mungkin. Kapan Buddha tidur, berjalan dan melakukan rutinitas sehari-hari lainnya?" Ada begitu banyak kitab suci, bagaimana Buddha bisa berbicara begitu banyak? Semua kitab suci ini hanya bisa ada jika Buddha terus berbicara selama empat puluh tahun, tanpa jeda sesaat pun. Hanya dengan begitu kitab suci sebanyak ini bisa dikatakan oeh Buddha. Buddha pasti sudah banyak bicara, secara terus-menerus, tetapi tetap saja Buddha bilang kuncinya tidak bisa disampaikan lewat kata-kata.
Kisah ini adalah salah satu yang paling penting, karena dari sinilah tradisi Zen diturunkan. Buddha adalah sumbernya, dan Mahakashyap adalah master yang pertama, master asli Zen. Buddha adalah sumbernya, Mahakashyap adalah guru pertama, dan cerita ini adalah sumber dari mana seluruh tradisi -salah satu tradisi yang paling indah yang hidup dan ada di bumi, tradisi Zen- dimulai.
Coba pahami cerita ini. Buddha datang pada suatu pagi, dan seperti biasa banyak orang berkumpul, banyak orang menunggu untuk mendengarkannya. Tapi satu hal yang tidak biasa, Buddha membawa bunga di tangannya. Belum pernah Buddha membawa apapun di tangannya. Orang-orang berpikir bahwa seseorang pasti telah memberikan bunga itu kepadanya.
Buddha datang, duduk di bawah pohon. Orang banyak menunggu dan menunggu, dan Buddha tidak mau berbicara. Buddha bahkan tidak melihat mereka, hanya terus melihat bunga itu. Menit berlalu, berjam-jam berlalu, dan orang-orang menjadi sangat gelisah.
Dikatakan bahwa Mahakashyap tidak bisa menahan diri. Dia tertawa keras. Buddha memanggilnya, memberinya bunga dan berkata kepada orang banyak yang berkumpul, "Apa pun yang dapat dikatakan melalui kata-kata, telah Kukatakan kepadamu, dan apa yang tidak dapat dikatakan melalui kata-kata, kuberikan kepada Mahakashyap. Kuncinya tidak dapat dikomunikasikan secara lisan. Kuberikan kuncinya secara langsung kepada Mahakashyap."
Inilah yang disebut oleh para ahli Zen sebagai pemindahan kunci tanpa kitab suci, melampaui kitab suci, melampaui kata-kata, melampaui pikiran. Buddha memberikan bunga itu kepada Mahakashyap dan tidak ada yang bisa mengerti apa yang terjadi. Baik Mahakashyap maupun Buddha tidak pernah mengomentarinya lagi. Seluruh bab ditutup. Sejak itu, di Cina, di Tibet, di Thailand, di Burma, di Jepang, di Ceylon, di mana-mana, umat Buddha telah bertanya selama dua puluh lima abad ini, "Apa yang diberikan kepada Mahakashyap? Apa kuncinya?"
Seluruh cerita tampaknya sangat esoteris. Buddha tidak tertutup. Ini adalah satu-satunya kejadian. Buddha adalah makhluk yang sangat rasional, berbicara secara rasional, tidak gila, berargumen secara rasional, dan logikanya sempurna. Engkau tidak dapat menemukan celah di dalamnya. Ini adalah satu-satunya kejadian di mana Buddha berperilaku tidak logis, di mana Buddha melakukan sesuatu yang misterius. Buddha sama sekali bukan pria misterius. Engkau tidak akan dapat menemukan master lain yang tidak misterius selain Buddha.
Yesus sangat misterius, Lao Tzu benar-benar misterius. Buddha itu polos, transparan, tidak ada misteri yang mengelilinginya, tidak ada kabut di sekelilingnya. Nyala apinya menyala dengan jernih dan terang, benar-benar transparan, tanpa asap. Kejadian ini adalah satu-satunya hal yang tampak misterius, maka banyak kitab suci Buddhis tidak pernah menceritakan anekdot ini, mereka membuangnya. Mereka berpikir sepertinya seseorang telah menciptakannya. Cerita itu tidak masuk akal dengan kehidupan dan ajaran Buddha.
Tapi bagi Zen inilah asal usulnya. Mahakashyap menjadi pemegang kunci pertama. Kemudian enam pemegang berturut-turut ada di India, hingga Bodhidharma. Bodhidharma adalah pemegang kunci keenam, dan kemudian dia mencari dan mencari di seluruh India tetapi dia tidak dapat menemukan seorang manusia dengan kemampuan Mahakashyap, seorang manusia yang dapat memahami keheningan. Dia harus meninggalkan India hanya untuk mencari orang yang dapat diberikan kunci itu. Jika tidak, kuncinya akan hilang.
OSHO
A Bird on the Wing
Buddha talked -- it's difficult to find another person who talked so much. Scholars have been studying all the scriptures in existence that are in the name of Buddha, and it seems an impossible accomplishment because after his enlightenment he lived only forty years, walking from one village to another. He walked all over Bihar, and the name Bihar comes because Buddha walked there. Bihar means the walking paths of Buddha. The whole province is called Bihar because this is the boundary where Buddha walked -- his Bihar, his wanderings.
He continually walked; only in the rainy season did he rest. So much time was wasted in walking, and then also he had to sleep. So scholars have been calculating; they say, "This seems impossible. Sleeping, walking, doing other daily routines -- there are so many scriptures, how could he have talked so much? If he was continuously talking for forty years, without a gap of a single moment, only then could this much have been talked. He must have talked so much -- continuously -- yet still he says the key cannot be conveyed through words.
This story is one of the most significant ones, because from this was passed the tradition of Zen. Buddha was the source, and Mahakashyap was the first, the original master of Zen. Buddha was the source, Mahakashyap was the first master, and this story is the source from where the whole tradition -- one of the most beautiful and alive that exists on earth, the tradition of Zen -- started.
Try to understand this story. Buddha came one morning, and as usual a crowd had gathered, many people were waiting to listen to him. But one thing was unusual -- he was carrying a flower in his hand. Never before had he carried anything in his hand. People thought that someone must have presented it to him. Buddha came, he sat under the tree.
The crowd waited and waited and he would not speak. He wouldn't even look at them, he just went on looking at the flower. Minutes passed, then hours, and the people became very much restless.
It is said that Mahakashyap couldn't contain himself. He laughed loudly. Buddha called him, gave him the flower and said to the gathered crowd, "Whatsoever can be said through words I have said to you, and that which cannot be said through words I give to Mahakashyap. The key cannot be communicated verbally. I hand over the key to Mahakashyap."
This is what Zen masters call transference of the key without scripture -- beyond scripture, beyond words, beyond mind. He gave the flower to Mahakashyap, and nobody could understand what happened. Neither Mahakashyap nor Buddha ever commented upon it again. The whole chapter was closed. Since then, in China, in Tibet, in Thailand, in Burma, in Japan, in Ceylon -- everywhere Buddhists have been asking for these twenty-five centuries, "What was given to Mahakashyap? What was the key?"
The whole story seems to be very esoteric. Buddha was not secretive; this was the only incident.... Buddha was a very rational being. He talked rationally, he was not a mad ecstatic, he argued rationally, and his logic was perfect -- you could not find a loophole in it. This was the only incident where he behaved illogically, where he did something which was mysterious. He was not a mysterious man at all. You cannot find another master who was less mysterious.
Jesus was very mysterious, Lao Tzu was absolutely mysterious. Buddha was plain, transparent; no mystery surrounds him, no smoke is allowed. His flame burns clear and bright, absolutely transparent, smokeless. This was the only thing that seemed mysterious; hence many Buddhist scriptures never relate this anecdote, they have simply dropped it. It seemed as if someone had invented it. It didn't make any sense with Buddha's life and teaching.
But for Zen this is the origin. Mahakashyap became the first holder of the key. Then six holders in succession existed in India, up to Bodhidharma; he was the sixth holder of the key, and then he searched and searched all over India but he couldn't find a man of the capability of Mahakashyap -- a man who could understand silence. He had to leave India just in search of a man to whom the key could be given; otherwise the key would be lost.
OSHO
A Bird on the Wing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar