Engkau Selalu Terbakar Api Kematian (Bag. 3)
Buddha berkata, "Yang benar adalah bahwa agama adalah ciptaan manusia."
Engkau berada di malam yang gelap dikelilingi oleh kekuatan asing. Engkau membutuhkan seseorang untuk bertahan, seseorang untuk dipeluk. Dan segala sesuatu yang kau lihat berubah. Ayah ibumu akan mati suatu hari nanti dan kau akan ditinggalkan sendirian, engkau akan menjadi yatim piatu. Sejak kecil engkau sudah terbiasa memiliki seorang ayah yang melindungimu, seorang ibu yang mencintaimu. Sekarang keinginan kekanak-kanakan itu akan kembali menegaskan dirinya sendiri. Engkau akan membutuhkan figur ayah. Jika engkau tidak dapat menemukannya di langit, maka engkau akan menemukannya di beberapa politisi.
Stalin telah menjadi Bapak Soviet. Mereka telah menjatuhkan gagasan tentang Tuhan. Mao menjadi Bapak Cina, mereka telah menjatuhkan gagasan tentang Tuhan. Tetapi manusia sedemikian kekanak-kanakannya sehingga dia tidak bisa hidup tanpa sosok ayah. Manusia yang tumbuh menjadi dewasa sangatlah langka .
Pengamatanku sendiri adalah, bahwa pikiran manusia berhenti di sekitar usia tujuh, delapan, sembilan. Tubuh fisik mereka terus tumbuh, tetapi pikiran mereka berhenti di suatu tempat di bawah usia sepuluh tahun.
Kristen, Yudaisme, Islam, Hindu, adalah agama-agama untuk mereka yang berusia di bawah sepuluh tahun.
Agama-agama itu memenuhi apa pun kebutuhanmu. Agama-agama itu tidak terlalu khawatir tentang kebenaran. Mereka lebih khawatir tentang dirimu, mereka lebih khawatir bagaimana caranya menghiburmu.
Situasinya seperti ini: ibu telah meninggal dan anak itu menangis dan menjerit. Engkau harus menghibur anak itu. Jadi engkau berbohong. Engkau berpura-pura bahwa ibunya belum meninggal dengan mengatakan, "Dia pergi mengunjungi tetangga. Jangan khawatir, dia akan datang." Atau, "Dia sedang melakukan perjalanan panjang yang membutuhkan waktu beberapa hari, tetapi dia akan kembali." Atau, "Dia sedang pergi mengunjungi Tuhan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia masih hidup. Mungkin dia telah meninggalkan tubuhnya, tetapi jiwanya hidup selamanya."
Buddha adalah individu yang paling menghancurkan dalam seluruh sejarah umat manusia. Seluruh usahanya adalah untuk menjatuhkan semua atribut. Buddha mengatakan untuk tidak percaya pada apa pun. Buddha adalah manusia tanpa kepercayaan dan agamanya adalah ketidakpercayaan. Buddha tidak mengatakan "Percayalah!" Buddha berkata, "Ragukanlah!"
Sekarang, engkau telah mendengar tentang agama-agama yang mengatakan "Percayalah!" Engkau belum pernah mendengar tentang agama yang mengatakan "Ragukanlah!" Keraguan adalah metodologi yang betul. RAGUKANLAH sampai ke intinya, ragukan sampai akhir, ada keraguan sampai saat terakhir. Dan ketika engkau telah meragukan segalanya, telah melepaskan segala keraguan, maka realitas muncul dalam visimu. Ini tidak ada hubungannya dengan keyakinanmu tentang Tuhan. Ini tidak seperti apa yang kau sebut Tuhan. Kenyataan kemudian muncul: kenyataan yang sama sekali asing dan tidak dikenal.
Tetapi kemungkinan itu hanya ada ketika semua kepercayaan telah dijatuhkan dan pikiran telah mencapai tingkat kedewasaan, pemahaman, penerimaan akan "Apa pun itu (kami terima), dan kami tidak menginginkan sebaliknya. Jika tidak ada Tuhan, maka tidak ada Tuhan dan kami tidak memiliki keinginan untuk memproyeksikan Tuhan. Jika tidak ada Tuhan, maka kami menerimanya."
Inilah kedewasaan: menerima kenyataan dan tidak membuat fiksi di sekitarnya, menerima kenyataan apa adanya, tanpa berusaha mempermanis, tanpa berusaha menghiasinya dengan apapun, tanpa berusaha membuatnya lebih bisa diterima oleh hatimu. Jika itu hancur, maka itu hancur. Jika itu mengejutkan, maka itu mengejutkan. Jika kebenaran membunuh, maka seseorang siap untuk dibunuh.
Buddha itu tanpa ampun. Dan tak seorang pun yang pernah membuka pintu realitas begitu dalam, sedalam yang telah Buddha lakukan. Buddha tidak mengizinkan engkau memiliki keinginan yang kekanak-kanakan.
Buddha berkata: Menjadi lebih sadarlah, menjadi lebih waspada, menjadi lebih berani. Jangan terus bersembunyi di balik kepercayaan dan topeng dan teologi. Pegang hidupmu dengan tanganmu sendiri. Bakarlah terangmu dengan cahaya batinmu sendiri dan lihatlah apa pun itu.
Dan begitu engkau cukup berani untuk menerimanya, penerimaan itu adalah sebuah berkah. Tidak ada kepercayaan yang dibutuhkan.
Itulah langkah pertama Buddha menuju realitas: semua sistem kepercayaan itu beracun, semua sistem kepercayaan adalah penghalang.
OSHO
The Discipline of Trancendent
--------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar