Senin, 02 Agustus 2021

LANJUTAN DARI PART 1:*Dewi Parwati bertanya kepada Siwa, OH Siwa, APAKAH REALITA MU?*siapakah engkau? Wujudnya telah lenyap; maka ada pertanyaan. Dalam cinta engkau memasuki yang lain sebagai dirinya sendiri. Bukan engkau yang menjawab. Engkau menjadi satu, dan untuk pertama kalinya engkau memahami sebuah jurang - kehadiran yang tak berwujud. Itu sebabnya selama berabad-abad, dan berabad-abad, kita tidak membuat sebuah patung, gambaran dari Siwa. Kita hanya membuat SiwaLINGA - simbolnya. Siwalinga hanya sebuah wujud yang tak berbentuk. Ketika engkau mencintai seseorang, ketika engkau memasuki seseorang, ia menjadi hanya kehadiran yang bercahaya. Siwalinga hanya sebuah kehadiran bercahaya, hanya sebuah aura cahaya. Itu sebabnya Dewi Parwati bertanya, APAKAH REALITA/HAKIKAT MU? APAKAH SEMESTA YANG MENAKJUBKAN INI? Kita mengetahui alam semesta, tapi kita tidak pernah tahu itu sebagai keajaiban yang menakjubkan. Anak-anak mengetahui, para pecinta mengetahui. Kadang-kadang penyair dan orang gila juga mengetahuinya. Kita tidak tahu bahwa semesta ini adalah keajaiban yang menakjubkan. Semuanya hanya pengulangan - tidak ada harapan, tidak ada puisi, tidak ada prosa, hanya datar. Itu tidak menciptakan lagu di dalam dirimu; itu tidak menciptakan tarian di dalam dirimu; itu tidak melahirkan puisi di dalam dirimu. Seluruh alam semesta terlihat berjalan seperti mekanik. Anak-anak melihatnya dengan mata yang takjub. Ketika mata penuh ketakjuban, alam semesta adalah menakjubkan. Ketika engkau sedang jatuh cinta, sekali lagi engkau menjadi seperti anak-anak. Yesus berkata, "Hanya mereka yang seperti anak-anak yang dapat masuk ke kerajaan Tuhan." Mengapa? Karena jika alam semesta bukanlah sebuah keajaiban, engkau tidak religius. Alam semesta dapat dijelaskan - kemudian pendekatanmu menjadi ilmiah. Alam semesta dapat diketahui atau tidak diketahui, tapi yang tidak diketahui, yang dapat diketahui setiap hari; bahwa itu tidak dapat diketahui. Alam semesta menjadi tidak dapat diketahui, sebuah misteri, hanya ketika matamu penuh dengan ketakjuban. Dewi Parwati mengatakan, APAKAH SEMESTA YANG MENAKJUBKAN INI? Tiba-tiba ada lompatan dari pertanyaan pribadi ke pertanyaan yang sangat tidak personal. Ia bertanya, APAKAH REALITA/HAKIKAT MU? dan lalu tiba-tiba, APAKAH SEMESTA YANG MENAKJUBKAN INI? Ketika bentuk lenyap, kekasihmu menjadi alam semesta itu sendiri, yang tak berbentuk, tak terbatas. Tiba-tiba Dewi Parwati menyadari bahwa ia tidak menanyakan pertanyaan tentang Siwa; dia menanyakan pertanyaan tentang seluruh alam semesta. Sekarang Siwa telah menjadi seluruh alam semesta. Sekarang semua bintang bergerak di dalam dirinya, dan seluruh cakrawala dan seluruh ruang dikelilingi olehnya. Sekarang ia adalah faktor besar yang melingkupi -. “Yang Maha Melingkupi-" Karl Jaspers telah mendefinisikan Tuhan sebagai “Yang Maha Melingkupi.” Ketika engkau memasuki cinta, semakin dalam, ke dunia cinta yang terdalam, pencinta dan yang dicintai lenyap, wujudnya lenyap, dan sang kekasih menjadi gerbang menuju alam semesta. Rasa ingin tahumu dapat menjadi sesuatu yang ilmiah - kemudian engkau harus melakukan pendekatan melalui logika. Maka engkau harus tidak memikirkan yang tanpa wujud . Maka berhati-hatilah dengan yang tak berwujud; dan tetap puas dengan yang berwujud. Ilmu pengetahuan selalu memperhatikan wujud/bentuk. Jika ada yang tak berwujud diajukan kepada pikiran-pikiran ilmiah, ia akan menurunkannya menjadi wujud/bentuk – jika tidak memiliki wujud/bentuk itu tidak ada artinya. Pertama berikan sebuah wujud, sebuah definisi wujud; hanya setelah itu kemudian penyelidikan dapat dimulai. Dalam cinta, jika ada wujud maka tidak akan ada akhirnya. Lenyapkan wujud! Ketika ia menjadi tak berbwujud, tak tertangkap oleh pikiran, tanpa batas, saling memasuki satu dan yang lainnya, seluruh alam semesta menjadi kesatuan, maka hanya ketika itu alam semesta menjadi menakjubkan. APAKAH ASAL USULNYA (alam semesta ini), YANG MEMBENTUKNYA, YANG MENYEBABKANNYA ADA? Kemudian Dewi Parwati melanjutkan. Dari alam semesta ia melanjutkan bertanya; Apakah asal usulnya, yang membentuknya, yang menyebabkannya ada? Yang tak berbentuk ini, alam semesta menakjubkan ini, dari mana datangnya? Dari mana asalnya? Atau apakah tidak memiliki asal? Apakah yang menjadi benihnya? SIAPAKAH YANG MENGENDALIKAN PERPUTARAN ALAM SEMESTA INI? tanya Dewi Parwati. Roda ini terus bergerak dan bergerak - perubahan besar ini, perubahan yang konstan. Tapi siapa yang mengendalikan/memusatkan roda ini? Dimana sumbu, pusat yang tak bergerak itu? Dewi Parwati tidak berhenti untuk sebuah jawaban. Dia melanjutkan bertanya seolah-olah dia tidak bertanya kepada siapa pun, seakan berbicara kepada dirinya sendiri. APAKAH HIDUP YANG DI LUAR SEGALA WUJUD DAN SEKALIGUS MERESAPI SEMUA WUJUD? BAGAIMANA KITA DAPAT SEPENUHYA MASUK KE DALAMNYA, MELAMPAUI RUANG DAN WAKTU, MELAMPAUI SEGALA NAMA DAN MELAMPAUI SEMUA PENJELASAN? MOHON HAPUSKANLAH KERAGUANKU. Penekanannya bukan pada pertanyaan tapi pada keraguan: MOHON HAPUSKANLAH KERAGUANKU! Hal ini sangat berarti. Jika engkau menanyakan pertanyaan intelektual, engkau meminta jawaban yang pasti sehingga masalahmu terpecahkan. Tapi Dewi Parwati mengatakan, MOHON HAPUSKANLAH KERAGUANKU! Ia tidak benar-benar meminta jawaban. Ia meminta transformasi pada pikirannya, karena pikiran yang meragukan akan tetap meragukan apapun jawaban yang diberikan. Catat itu: pikiran yang meragukan akan tetap meragukan. Jawaban tidak relevan. Jika aku memberikan satu jawaban dan engkau memiliki pikiran meragu, engkau akan tetap meragukannya. Jika aku memberikan jawaban lain, engkau akan meragukan itu juga. Engkau memiliki pikiran yang meragukan. Pikiran meragukan berarti engkau akan memberikan tanda tanya untuk apa pun. Jadi jawaban adalah tidak berguna. Engkau bertanya kepadaku, "Siapa yang menciptakan dunia?" Dan aku katakan "A" menciptakan dunia. Maka engkau harus bertanya, "Siapa yang menciptakan 'A'?" Jadi masalah sebenarnya adalah bukan bagaimana untuk menjawab pertanyaan. Masalah sebenarnya adalah bagaimana mengubah pikiran yang meragukan, bagaimana cara membuat pikiran yang tidak meragu - atau, yang penuh kepercayaan. Jadi Dewi Parwati mengatakan, MOHON HAPUSKANLAH KERAGUANKU. Dua atau tiga hal lagi .... Ketika engkau mengajukan pertanyaan, engkau dapat bertanya untuk banyak alasan. Mungkin salah satunya adalah, engkau hanya ingin konfirmasi. Engkau sudah tahu jawabannya, engkau memiliki jawabannya, engkau hanya ingin dikonfirmasi bahwa jawabanmu benar. Maka pertanyaanmu adalah palsu, pseudo; itu bukan pertanyaan. Engkau dapat mengajukan pertanyaan bukan karena engkau siap untuk merubah dirimu, tetapi hanya sebagai rasa ingin tahu. Pikiran terus bertanya. Dalam pikiran pertanyaan muncul seperti daun-daun di pohon. Itu adalah sifat alami dari pikiran - untuk mempertanyakan. Jadi ia terus bertanya. Bukan soal apa yang engkau pertanyakan, dengan apa pun yang diberikan pada pikiran itu akan menciptakan pertanyaan. Pikiran adalah mesin untuk memproduksi pertanyaan, untuk membuat pertanyaan. Jadi berikan apapun dan pikiran akan memotong-motongnya dan menciptakan banyak pertanyaan. Satu pertanyaan dijawab, dan pikiran akan membuat banyak pertanyaan lagi dari jawaban itu. Ini sudah terjadi dalam seluruh sejarah filsafat. Bertrand Russell mengingat ketika ia masih anak-anak ia diberitahu bahwa suatu hari, ketika ia cukup dewasa untuk memahami semua filsafat, semua pertanyaan akan terjawab. Lalu kemudian, Ketika ia berumur delapan puluh tahun, ia berkata, "Sekarang aku bisa mengatakan bahwa pertanyaanku masih ada di sana, tetap seperti ketika aku masih anak-anak dulu. Tidak ada pertanyaan lain muncul karena teori filsafat ini.” Kemudian ia berkata, "Ketika aku masih muda aku sering berkata, filsafat adalah penyelidikan untuk mendapatkan jawaban akhir. Sekarang aku tidak bisa mengatakan hal itu. Filsafat adalah penyelidikan untuk pertanyaan yang tak berujung.“ Jadi satu pertanyaan menciptakan satu jawaban dan banyak pertanyaan lainnya. Pikiran yang meragukan itulah masalahnya. Dewi Parwati mengatakan, "Jangan khawatir dengan pertanyaanku. Aku punya begitu banyak hal untuk ditanyakan: Apa realitas/hakikat-MU? Apakah alam semesta yang menakjubkan ini? Apa yang menyusun benihnya? Siapa yang mengendalikannya? Bagaimanakah kehidupan yang melampaui bentuk? Bagaimana kita bisa memasuki sepenuhnya di atas ruang dan waktu? Tapi jangan khawatir denganpertanyaan-pertanyaanku. Mohon hapuskan keraguanku. Pertanyaan-pertanyaan ini aku tanyakan karena mereka berada di pikiranku. Aku menanyakan mereka hanya untuk menunjukkan kepadamu pikiranku, tetapi jangan memberi banyak perhatian kepada mereka. Sungguh, jawaban tidak akan memenuhi kebutuhanku. Kebutuhanku adalah ... mohon hapuskan keraguanku.“ Tapi bagaimana keraguan itu bisa dihapuskan? Dapatkah jawaban melakukannya? Apakah ada jawaban yang akan dapat menjernihkan keraguanmu? Pikiran adalah keraguan itu sendiri. Jadi bukan pikiran yang meragukan, tapi pikiran adalah keraguan itu! kecuali pikiran menjadi lenyap, keraguan tidak bisa hapuskan. Siwa akan menjawab. Jawabannya adalah teknik - yang tertua, teknik yang paling kuno. Tapi engkau dapat menyebutnya juga yang terbaru karena tidak ada yang dapat ditambahkan lagi. Teknik ini lengkap - seratus dua belas teknik. Teknik ini telah mencakup semua kemungkinan, semua cara untuk menjernihkan pikiran, melampaui pikiran. Tidak ada satu metode pun dapat ditambahkan kedalam seratus dua belas metode Siwa. Dan buku ini, VIGYANA BHAIRAVA TANTRA, berusia lima ribu tahun. Tidak ada yang dapat ditambahkan; tidak ada kemungkinan untuk menambahkan sesuatu. Buku ini sangat lengkap. Ini adalah yang paling kuno dan juga yang paling baru. Tua seperti bukit tua - metode yang tampaknya kekal - dan mereka juga baru seperti embun yang muncul sebelum matahari, dan karena itu mereka begitu segar. Seratus dua belas metode meditasi ini merupakan keseluruhan ilmu untuk men-transformasi-kan pikiran. Kita akan memasukinya satu per satu. Kita akan mencoba untuk memahaminya secara intelektual. Tapi gunakan kecerdasanmu hanya sebagai alat, bukan sebagai tuan. Gunakan sebagai instrumen untuk memahami sesuatu, tapi jangan menjadikanya hambatan. Ketika kita berbicara mengenai teknik ini, kesampingkan pengetahuan masa lalumu, apa yang engkau telah ketahui, informasi apapun yang telah engkau kumpulkan. Kesampingkan mereka, mereka hanya debu yang berkumpul di jalan. Terima metode ini dengan pikiran yang segar - dengan keterjagaan, tentu saja, tapi tidak dengan argumentasi. Dan jangan membuat kesalahan bahwa pikiran argumentatif adalah pikiran yang terjaga. Bukan begitu, karena saat engkau masuk ke wilayah argumen engkau telah kehilangan kesadaran, engkau telah kehilangan keterjagaan tersebut. Maka engkau tidak berada di sini. Metode ini bukan milik agama apapun. Ingat, mereka bukan Hindu, seperti teori relativitas bukan milik orang Yahudi karena Einstein yang menemukannya. Dan Radio dan televisi bukan Kristen. Tidak ada yang mengatakan, "Mengapa engkau menggunakan listrik? Ini adalah Kristen, pikiran Kristen yang menemukannya. Ilmu pengetahuan bukan milik ras dan agama -. Dan tantra adalah ilmu pengetahuan. Jadi ingat, ini bukan Hindu sama sekali. Teknik ini ditemukan oleh Hindu, tetapi teknik ini bukan Hindu. Itu sebabnya teknik ini tidak akan menyebutkan ritual agama apapun. Tidak ada kuil yang dibutuhkan. Engkau sudah cukup menjadi kuil bagi dirimu sendiri. Engkau adalah laboratorium; seluruh eksperimen adalah untuk pergi kedalam dirimu. Tidak ada keyakinan yang dibutuhkan. Ini bukan agama, ini adalah ilmu pengetahuan. Tidak ada keyakinan yang dibutuhkan. Tidak diperlukan untuk percaya pada Al-Quran atau Veda atau Buddha atau Mahavira. Tidak, tidak ada keyakinan yang dibutuhkan. Hanya keinginan untuk bereksperimen sudah cukup, keberanian untuk bereksperimen sudah cukup; Itulah keindahannya. Penganut Islam dapat berlatih dan akan dapat menggapai makna yang lebih dalam dari Al’quran. Penganut Hindu dapat berlatih dan untuk pertama kalinya akan dapat mengetahui apakah Veda itu. Dan penganut Jain dapat berlatih dan penganut Buddha dapat berlatih; Mereka tidak perlu meninggalkan agama mereka. Tantra akan memenuhi mereka, di mana pun mereka berada. Tantra akan membantu, apapun jalan yang mereka pilih. Jadi ingatlah ini, tantra adalah murni ilmu pengetahuan. Engkau mungkin seorang Hindu atau Islam atau Parsi atau apapun - tantra tidak menyentuh agamamu sama sekali. Tantra hanya mengatakan agama adalah urusan sosial. Jadi beragama apapun; itu tidak jadi persoalan. Tapi engkau bisa melakukan transformasi/perubahan pada dirimu, dan untuk transformasi itu diperlukan metodologi ilmiah. Ketika engkau sakit, ketika engkau telah jatuh sakit atau terjangkit penyakit TBC atau apa pun, maka apakah engkau seorang Hindu atau Islam tidak ada bedanya. TBC tidak perduli terhadap agama Hindu-mu, terhadap agama islam-mu, keyakinan-mu - politik, sosial atau agama. TBC harus diobati secara ilmiah. Tidak ada TBC Hindu, tidak ada TBC Islam. Engkau berada dalam ketidaktahuan, engkau berada dalam konflik, engkau tertidur. Ini adalah penyakit, penyakit spiritual. Penyakit ini harus dirawat dengan tantra. Engkau tidak relevan, keyakinanmu tidak relevan. Hanya kebetulan saja bahwa engkau dilahirkan di suatu tempat dan orang lain lahir di tempat lain. Ini hanya kebetulan. Agamamu adalah suatu kebetulan, jadi jangan berpegang teguh dengan itu. Gunakan beberapa metode ilmiah untuk mengubah dirimu. Tantra sangat tidak terkenal. Dan bahkan jika dikenal, itu sangat banyak disalahpahami. Ada alasan untuk itu. Lebih tinggi dan lebih murni sebuah ilmu pengetahuan, semakin kecil kemungkinan masyarakat akan tahu mengenai hal itu. Kita telah mendengar nama teori relativitas. Dikatakan bahwa hanya dua belas orang yang memahaminya semasa Einstein masih hidup. Dari seluruh dunia hanya satu lusin pikiran bisa memahami itu. Sangat sulit bahkan bagi seorang Albert Einstein untuk membuatnya dapat dipahami, untuk membuatnya dimengerti, karena hal itu bergerak begitu tinggi, berjalan di atas kepalamu. Tapi itu dapat dipahami. Sebuah teknis, pengetahuan matematika yang dibutuhkan; pelatihan diperlukan, dan kemudian dapat dipahami. Namun tantra lebih sulit karena tidak ada pelatihan yang akan dapat membantu. Hanya transformasi yang dapat membantu. Itulah sebabnya tantra tidak pernah bisa dipahami oleh orang banyak. Dan yang selalu terjadi jika engkau tidak bisa memahaminya, paling sedikit engkau akan salah paham, karena hanya dengan begitu engkau bisa merasakan, "Oke, aku mengerti." Engkau tidak bisa hanya tetap diam. Kedua, bila engkau tidak dapat memahami suatu hal, engkau mulai menjelek-jelekkannya sebagai hal yang menghinamu. Engkau tidak dapat memahaminya! Engkau? Engkau tidak memahaminya? Itu tidak mungkin. Pasti ada yang salah dengan hal itu sendiri. Orang tersebut kemudian mulai menjelek-jelekkannya, mulai berbicara omong kosong, dan kemudian ia merasa, "Sekarang sudah tidak apa-apa.” Jadi tantra tidak dipahami; tantra disalahpahami. Karena Tantra begitu dalam dan begitu tinggi maka hal itu adalah wajar. Kedua, karena tantra bergerak melampaui dualitas, sudut pandangnya adalah amoral. Tolong pahami kata ini: ‘moral’, 'imoral', 'amoral'. Kita memahami moralitas, kita memahami tidak bermoral, tapi menjadi sulit jika ada sesuatu yang amoral - melampaui keduanya. Tantra adalah bebas dari moral (amoral). Lihatlah dengan cara ini .... Sebuah obat adalah bebas dari moral; bukan bermoral dan bukan tidak bermoral (immoral). Jika engkau memberikannya kepada pencuri itu akan membantu; jika engkau memberikannya kepada orang suci itu akan membantu. Tidak akan membuat perbedaan antara pencuri dan orang suci. Obat tidak bisa mengatakan, "Ini adalah pencuri jadi aku akan membunuhnya, dan ini adalah orang suci jadi aku akan membantunya." Sebuah obat adalah hal yang ilmiah. Apakah engkau seorang pencuri atau orang suci itu tidak ada bedanya. Tantra adalah amoral. Tantra mengatakan, tidak ada moralitas yang diperlukan - tidak ada moralitas tertentu yang dibutuhkan. Sebaliknya, engkau tidak bermoral karena engkau memiliki pikiran yang sangat terganggu. Jadi tantra tidak dapat membuat prasyarat, engkau harus menjadi bermoral dan kemudian engkau dapat berlatih tantra. Tantra mengatakan, ini tidak masuk akal. Seseorang sakit, demam, dan dokter datang dan mengatakan, "Pertama turunkan demam-mu; jadilah cukup sehat terlebih dahulu. Maka hanya setelah itu bisa aku berikan obat.” Ini adalah apa yang terjadi. Seseorang pencuri datang ke orang suci dan berkata, "Aku seorang pencuri. Beritahu aku bagaimana untuk bermeditasi.” Orang suci mengatakan, ”Pertama tinggalkan profesimu. Bagaimana engkau bisa bermeditasi jika engkau tetap pencuri? “ Seorang pencandu alkohol datang dan ia berkata, "Aku seorang pecandu alkohol. Bagaimana aku bisa bermeditasi?” Orang suci mengatakan, "Kondisi pertama, tinggalkan alkohol, kemudian hanya setelahnya engkau dapat bermeditasi. "Kondisi ini menjadi seperti bunuh diri. Pria itu menjadi pencandu alcohol atau pencuri atau tidak bermoral karena ia memiliki pikiran yang terganggu, pikiran yang sakit. Itu adalah merupakan efek, konsekuensi dari pikiran yang sakit, dan ia diberitahu, "Pertama jadi baik dan kemudian engkau bisa bermeditasi." Tapi kemudian saat itu siapa yang membutuhkan meditasi? Meditasi adalah pengobatan. Meditasi adalah obat. Tantra adalah bebas moral (amoral). Ia tidak bertanya siapa dirimu. Engkau menjadi seorang manusia sudah cukup. Dimanapun engkau berada, apapun engkau, engkau diterima. Pilih teknik yang sesuai dengan dirimu, berikan energimu secara penuh ke dalamnya, dan engkau tidak akan sama lagi. Sungguh, teknik yang otentik akan selalu seperti itu. Jika aku membuat persyaratan, itu menunjukkan aku memiliki teknik yang palsu - Aku katakan, "Pertama lakukan ini dan pertama jangan lakukan itu, dan kemudian ..." Dan semua persyaratan itu adalah tidak mungkin karena pencuri dapat mengubah benda yang akan dicurinya, tetapi ia tidak dapat menjadi bukan-pencuri. Seseorang yang serakah dapat mengubah objek keserakahannya, tapi ia tidak dapat menjadi tidak-serakah. Engkau dapat memaksanya atau ia dapat memaksa dirinya sendiri menjadi tanpa-keserakahan, tapi itu juga akan terjadi karena keserakahan tertentu. Jika surga yang dijanjikan mungkin ia akan mencoba untuk menjadi tidak-serakah. Tapi ini adalah keserakahan untuk sebuah standard kesempurnaan. Surga, MOKHSA - pembebasan; SATCHITANANDA - keberadaan, kesadaran, kebahagiaan, mereka akan menjadi obyek keserakahannya. Tantra mengatakan, engkau tidak dapat mengubah manusia kecuali engkau memberinya teknik yang otentik untuk berubah. Hanya dengan khotbah tidak ada yang dapat berubah. Dan engkau dapat melihat ini di seluruh dunia. Apapun yang dikatakan tantra tertulis di seluruh dunia - begitu banyak khotbah, begitu banyak moral, begitu banyak imam pengkhotbah. Seluruh dunia ini penuh dengan mereka, namun semuanya tetap begitu buruk dan tidak bermoral. Mengapa ini terjadi? Hal yang sama akan terjadi jika engkau memberikan sebuah rumah sakit untuk para pengkhotbah. Mereka akan pergi ke sana dan mereka akan mulai berkhotbah. Dan mereka akan membuat setiap orang sakit merasa, "Engkau bersalah! Engkau telah membuat sendiri penyakit ini; sekarang rubahlah penyakit ini.” Jika para pengkhotbah diberikan rumah sakit, akan jadi seperti apa kondisi rumah sakit itu? Sama seperti kondisi di seluruh dunia. Pengkhotbah pergi berkhotbah. Mereka terus memberitahu orang-orang, "Jangan marah," tanpa memberikan teknik apapun. Dan kita telah menndengar ajaran ini begitu lama sehingga kita bahkan tidak pernah mengajukan pertanyaan: "Apa yang kau katakan? Aku marah dan engkau hanya mengatakan, 'Jangan marah.’ Bagaimana itu mungkin? Ketika aku marah itu berarti ‘Aku memiliki kemarahan, dan engkau hanya memberitahu aku, 'Jangan marah.’ Jadi aku hanya bisa menekan diri aku sendiri. Tapi itu akan menciptakan lebih banyak kemarahan. Itu akan menciptakan rasa bersalah - karena jika aku mencoba untuk mengubah dan tidak bisa mengubah diriku, itu akan menciptakan rasa rendah diri. Ini memberikanku perasaan bersalah, bahwa aku tidak mampu, aku tidak bisa menang atas kemarahanku. Tidak ada yang bisa menang! Engkau perlu senjata lain, engkau perlu teknik tertentu, karena kemarahanmu hanya indikasi dari pikiran yang terganggu. Dengan mengubah pikiran yang terganggu maka indikasi akan berubah. Kemarahan hanya menunjukkan apa yang ada di dalam. Dengan mengubah yang ada di dalam yang di luar akan berubah. Jadi tantra tidak peduli dengan apa yang disebut moralitas. Sungguh, untuk menekan moralitas berarti, merendahkan; itu tidak manusiawi. Jika seseorang datang kepadaku dan berkata, "Tinggalkan kemarahan terlebih dahulu, tinggalkan seks terlebih dahulu, tinggalkan ini dan itu," maka aku menjadi tidak manusiawi. Apa yang aku katakan adalah mustahil. Dan kemustahilan itu akan membuat pria itu merasa tidak berarti di dalam dirinya. Dia akan mulai merasa rendah diri; Dia akan terdegradasi dalam pandangannya sendiri. Jika seseorang mencoba yang mustahil, ia akan merasa menjadi orang yang gagal. Dan ketika seseorang menjadi orang yang gagal ia akan mulai merasa yakin bahwa ia adalah orang yang berdosa. Para pengkotbah harus meyakinkan seluruh dunia bahwa "Engkau adalah orang berdosa." Itu hal yang baik bagi mereka, karena hanya dengan engkau yakin bahwa engkau berdosa, pekerjaan mereka bisa tetap ada. Engkau harus menjadi orang berdosa: lalu hanya dengan begitu gereja, kuil dan masjid terus memiliki kemakmurannya. Keberadaanmu sebagai pendosa adalah kesuksesan mereka. Rasa bersalahmu adalah dasar dari semua keberhasilan gereja. Semakin bersalah engkau, semakin banyak gereja akan terus naik lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Mereka dibangun di atas rasa bersalahmu, pada dosamu, pada rasa rendah dirimu. Demikian, mereka telah menciptakan kemanusiaan yang lemah dan rendah diri. Tantra tidak peduli dengan apa yang disebut moralitas, formalitas sosialmu, dll. Itu tidak berarti tantra mengatakan untuk menjadi tidak bermoral- tidak! Tantra adalah begitu sangat tidak perduli dengan moralitasmu sehingga tantra tidak bisa mengatakan untuk menjadi tidak bermoral. Tantra memberikan kepadamu teknik ilmiah untuk mengubah pikiran, dan begitu pikiran berubah maka karaktermu akan berubah. Setelah dasar struktur berubah, seluruh bangunan akan menjadi berbeda. Karena sikap bebas moral ini, tantra tidak dapat ditoleransi oleh yang engkau sebut sebagai orang-orang kudus, orang suci,mereka semua menentangnya - karena jika tantra berhasil, maka semua omong kosong ini yang terjadi atas nama agama akan berhenti. Lihat ini: Kekristenan berjuang melawan sangat banyak kemajuan ilmiah. Mengapa? Hanya karena jika kemajuan ilmu pengetahuan telah ada di dunia material, maka waktunya akan menjadi tidak terlalu lama lagi ketika ilmu pengetahuan akan mulai menembus bidang psikologi dan juga dunia spiritual. Jadi Kekristenan mulai berusaha melawan kemajuan ilmiah, karena sekali engkau mengetahui bahwa engkau dapat mengubah materi melalui teknik, tidak lama lagi engkau pun akan mengetahui bahwa engkau dapat mengubah pikiran melalui teknik - karena pikiran adalah tidak lain selain materi yang halus. Ini adalah proposisi tantra, pikiran itu tidak lain adalah materi/fisik halus; itu dapat diubah. Dan begitu engkau memiliki pikiran yang berbeda engkau akan memiliki dunia yang berbeda, karena engkau melihat melalui pikiran. Dunia yang engkau lihat, secara khusus engkau lihat melalui pikiran. Ubahlah pikiran, dan engkau akan melihat ada dunia yang berbeda. Dan jika tidak ada pikiran ... itu adalah tujuan utama untuk tantra, untuk membawa ke kondisi ketika tidak ada pikiran. Kemudian lihatlah dunia tanpa mediator. Ketika mediator tidak ada, engkau mengalami yang sebenarnya, karena kini tidak ada perantara antara engkau dan yang nyata. Maka tidak ada yang dapat menyimpang, tidak ada penyalahartian. Jadi tantra mengatakan bahwa jika tidak ada pikiran, itu adalah keadaan Bhairava - sebuah keadaan tidak ada-pikiran. Untuk pertama kalinya engkau melihat dunia, seperti itulah, sebagaimana adanya. Jika engkau memiliki pikiran, engkau terus MENCIPTAKAN sebuah dunia; engkau terus memaksakan, memproyeksikan. Jadi yang pertama ubahlah pikiran, kemudian mengubah dari pikiran ke tanpa-pikiran. Dan seratus dua belas metode ini dapat membantu setiap orang. Ada metode yang mungkin tidak berguna bagimu. Itulah sebabnya Siwa memberikan banyak metode. Pilih metode apapun yang cocok untukmu. Tidak sulit untuk mengetahui mana yang cocok untuk dirimu. Kita akan mencoba untuk memahami setiap metode dan bagaimana cara memilih satu metode untuk dirimu sendiri, metode yang dapat mengubahmu dan pikiranmu. Pemahaman ini, pemahaman intelektual ini akan menjadi kebutuhan dasar, tapi ini bukan akhir. Apapun yang aku bicarakan di sini, cobalah. Sungguh, ketika engkau mencoba metode yang memang tepat untukmu engkau akan segera merasakan klik saat itu juga. Jadi aku akan terus berbicara tentang metode di sini setiap hari. Engkau mencobanya. Hanya bermain dengannya - pulang dan mencoba. Metode yang tepat, kapanpun engkau kebetulan melakukannya, itu akan klik begitu saja. Sesuatu meledak di dalam dirimu, dan engkau tahu itu "Ini adalah metode yang tepat untuk aku." Namun upaya diperlukan, dan engkau mungkin akan terkejut ketika tiba-tiba suatu hari salah satu metode itu mencengkerammu. Jadi sementara aku berbicara di sini, sama seperti dengan bermain-main dengan metode ini. Aku katakan bermain Karena engkau tidak boleh terlalu serius. Hanya bermain! Sesuatu mungkin cocok bagimu. Jika cocok bagimu, maka jadilah serius, dan kemudian pergilah jauh ke dalamnya - intens, jujur, dengan semua energimu, dengan segenap akal budimu. Tapi sebelum itu hanya bermainlah. Aku menemukan saat sedang bermain pikiran akan lebih terbuka. Sementara saat engkau serius pikiranmu tidak begitu terbuka; ia tertutup. Jadi hanya bermainlah. Jangan terlalu serius, hanya bermain. Dan metode ini sederhana, engkau dapat hanya bermain dengan mereka. Ambil satu metode dan bermain dengan itu untuk sedikitnya tiga hari. Jika itu memberikan engkau perasaan kedekatan tertentu, jika itu memberikanmu perasaan sejahtera, jika memberikanmu perasaan bahwa ini adalah untukmu, maka jadilah serius tentang hal itu. Kemudian lupakan yang lain, jangan bermain dengan metode lain. Setia dengannya - sedikitnya selama tiga bulan. Keajaiban akan menjadi mungkin. Satu-satunya hal adalah teknik itu pasti untukmu. Jika teknik ini bukan untukmu, maka tidak akan terjadi apa-apa. Kemudian engkau akan melakukannya seumur hidupmu, tapi tidak ada apapun yang akan terjadi. Jika metode ini memang untukmu maka bahkan tiga menit saja sudah cukup. Jadi seratus dua belas metode ini dapat menjadi pengalaman penuh keajaiban untukmu, atau hanya menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk didengar saja - itu tergantung kepadamu. Aku akan mulai menggambarkan setiap metode dari sebanyak mungkin sudut pandang. Jika engkau merasa memiliki kedekatan dengannya, bermainlah dengannya selama tiga hari. Jika engkau merasa itu cocok, sesuatu pada dirimu merasa klik dengannya, teruskan selama tiga bulan. Hidup adalah sebuah keajaiban. Jika engkau belum juga mengerti misteri itu, itu hanya menunjukkan bahwa engkau tidak memiliki teknik tentang bagaimana cara mendekatinya. Siwa mengusulkan seratus dua belas metode. Ini adalah semua metode yang mungkin. Jika tidak ada yang klik dan tidak ada yang dapat memberikan perasaan bahwa ini adalah untukmu, maka tidak ada metode yang tersisa untukmu - ingat hal ini. Kemudian lupakan spiritualitas dan berbahagialah. Maka ini bukan untukmu. Tapi seratus dua belas metode ini adalah untuk seluruh umat manusia - untuk semua masa yang telah berlalu dan untuk semua masa yang akan datang. Selama masa ini tidak pernah ada, dan tidak akan pernah ada satu orang, yang dapat mengatakan, "Seratus dua belas metode ini semuanya tidak berguna bagi aku." Mustahil! Ini tidak mungkin! Setiap jenis pikiran telah diperhitungkan. Dalam tantra telah diberikan teknik bagi setiap jenis pikiran yang mungkin ada. Ada banyak teknik untuk manusia yang belum ada saat ini; mereka adalah untuk masa depan. Ada banyak teknik untuk manusia yang sudah tidak ada sekarang; mereka adalah untuk masa lalu. Tapi jangan takut. Ada banyak metode dimana itu adalah untuk dirimu. 112 metode tantra bhairava________________________

CHOGYAL NAMKHAI NORBU RINPOCHE

Sebelum berbicara dengan guru 
lebih baik untuk mengamati diri sendiri sedikit, 
dengan cara itu Anda 
mungkin menemukan jawabannya sendiri.  

Lebih baik menjadi guru atau master 
bagi diri sendiri daripada 
menugaskan pekerjaan ini kepada orang lain.  

Itulah sebabnya guru, 
dan terutama guru Dzogchen, 
mengajar kita untuk mengamati diri sendiri 
dan menemukan kondisi kita sendiri, 
dan selalu meminta kita semua untuk bertanggung jawab atas diri kita sendiri.  

Mengapa guru menanyakan hal ini ?  

Bukan karena mereka khawatir diganggu, 
tetapi karena mereka tahu betul bahwa 
selalu berpaling kepada guru bukanlah solusi.  

Solusinya terletak pada mengamati diri kita sendiri dan menyelesaikan masalah kita sendiri.  

Kemudian, 
jika kita tidak memiliki cara 
untuk menemukan solusi, 
guru pasti dapat membantu kita.  

Jika semua orang melakukan ini, 
itu akan jauh lebih mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar