Sabtu, 21 Agustus 2021

Engkau Selalu Terbakar Api Kematian (Bag. 6)Buddha benar-benar religius dengan cara ini. Buddha berkata: Keinginan TIDAK DAPAT dipenuhi.Engkau harus melihat ke dalam keinginan. Baik di sini maupun di tempat lain, keinginan tetap tidak pernah terpenuhi, tidak akan pernah. Pemenuhan keinginan itu tidak pernah terjadi dan tidak akan pernah terjadi karena bertentangan dengan sifat keinginan itu sendiri.Apa itu keinginan? Pernahkah engkau melihat ke dalam pikiranmu yang penuh keinginan? Apakah engkau mengalaminya? Sudahkah engkau mencoba meditasi tentangnya? Apa itu keinginan?Engkau menginginkan sebuah rumah dan bekerja keras untuk itu. Engkau mengorbankan seluruh hidupmu untuk rumah itu sampai rumah itu ada. Tetapi apakah pemenuhan itu ada? Begitu rumah itu ada, tiba-tiba engkau merasa sangat kosong. Engkau merasa lebih kosong dari sebelumnya, karena sebelumnya ada kesibukan untuk mendapatkan rumah itu. Sekarang rumah itu sudah ada. Dengan segera, pikiranmu mulai mencari kesibukan yang lain.Sekarang ada keinginan akan rumah yang lebih besar. Pikiranmu mulai memikirkan rumah-rumah yang lebih besar itu. Ada keinginan akan istana yang lebih besar.Engkau menginginkan seorang wanita dan engkau telah mendapatkan wanita itu, lalu tiba-tiba tanganmu kembali kosong. Sekali lagi engkau mulai menginginkan wanita lain.Ini adalah sifat dari keinginan. Keinginan selalu mendahuluimu. Keinginan selalu ada di masa depan. Keinginan adalah harapan. Keinginan tidak dapat dipenuhi karena sifatnya adalah tetap tidak terpenuhi dan diproyeksikan di masa depan. Keinginan selalu ada di cakrawala. Engkau dapat bergegas dan berlari menuju cakrawala, tetapi engkau tidak akan pernah dapat mencapainya. Dimanapun engkau merasa telah mencapainya, engkau akan menemukan cakrawala itu telah surut kembali. Dan jarak antara dirimu dan cakrawala tetap sama. Engkau punya sepuluh ribu rupee, timbul keinginan mempunyai dua puluh ribu rupee. Engkau memiliki dua puluh ribu rupee, timbul keinginan untuk memiliki empat puluh ribu rupee. Jaraknya sama, proporsi matematisnya sama.Apa pun yang sudah kau miliki, keinginan selalu mendahuluinya.Buddha berkata: Tinggalkan harapan, tinggalkan keinginan. Ketika engkau meninggalkan harapan dan keinginan, engkau akan berada di sini sekarang. Tanpa keinginan, engkau akan terpenuhi. Keinginanlah yang menipumu.Jadi ketika Buddha berkata bahwa yang disebut orang-orang religius ini SEMUA materialis, tentu saja umat Hindu sangat marah. Mereka tidak pernah begitu marah terhadap siapa pun. Mereka mencoba mencabut agama Buddha dari India, dan mereka berhasil. Agama Buddha lahir di India, tetapi agama Buddha tidak ada di India, karena agama Hindu adalah salah satu agama paling materialistis di dunia.Engkau hanya perlu melihat di Veda: semua doa, semua ibadah, hanya untuk meminta lebih dan lebih dari dewa atau dari Tuhan. Semua pengorbanan adalah untuk mendapatkan lebih. Semua ibadah berorientasi pada keinginan. "Beri kami lebih banyak! Tanaman yang lebih baik, hujan lebih baik, uang lebih banyak, kesehatan lebih baik, beri kami lebih banyak kehidupan, umur lebih panjang, beri kami lebih banyak!" Seluruh Veda tidak lain adalah keinginan yang tertulis besar-besar. Dan terkadang sangat jelek. Dalam Veda tidak hanya ada apa yang disebut resi yang terus berdoa "Beri kami lebih banyak!", tetapi mereka juga berdoa, "Jangan berikan kepada musuh kami! Berikan lebih banyak susu pada sapiKU, tetapi biarkan sapi musuhku mati atau susunya hilang!"Jenis agama apa ini? Bahkan untuk menyebutnya agama terlihat tidak masuk akal. Jika ini adalah agama, lalu apakah materialisme itu? Bahkan orang-orang yang disebut pertapa yang telah meninggalkan dunia yang ada pada zaman Buddha pun materialis. Buddha sendiri telah pergi ke banyak guru ketika sedang mencari, tetapi Buddha kembali dengan tangan kosong, karena Buddha tidak dapat melihat bahwa ada orang yang benar-benar memahami sifat keinginan. Mereka sendiri menginginkan. Tentu saja, keinginan mereka diproyeksikan di masa depan yang jauh yaitu di kehidupan lain, tetapi objek keinginannya tetap sama, pikiran keinginannya sama. Ini hanya masalah waktu.Beberapa orang menginginkan sebelum kematian, beberapa orang menginginkan setelah kematian, tetapi apa bedanya? Tidak ada bedanya. Mereka menginginkan hal yang sama. MEREKA MENGINGINKAN! Keinginannya sama.Buddha pergi ke banyak guru dan merasa frustrasi. Buddha tidak bisa melihat agama berkembang dimana-mana karena mereka semua adalah orang-orang materialistis. Mereka adalah pertapa yang hebat: seseorang berpuasa selama berbulan-bulan, seseorang berdiri selama berbulan-bulan, seseorang tidak tidur selama bertahun-tahun, tetapi mereka hanyalah kerangka. Engkau tidak bisa menyebut mereka duniawi dan materialistis jika melihat tubuh mereka. Tetapi lihatlah pikiran mereka, tanyakan kepada mereka, "Mengapa engkau berpuasa? Mengapa engkau berusaha begitu keras? Untuk apa?" Karena timbul keinginan untuk mencapai surga demi surga, untuk mendapatkan kepuasan abadi di akhirat.Dengarkan logika mereka dan mereka semua akan berkata, "Di sini segala sesuatunya cepat berlalu. Hidup ini hanya sementara. Bahkan jika engkau mencapainya, semuanya diambil ketika engkau mati, jadi apa gunanya? Hidup ini tidak akan selamanya. Kita mencari sesuatu yang akan tetap selamanya, kita mengejar keabadian, kita mengejar kepuasan MUTLAK. Orang-orang yang berlari dalam kehidupan ini, mengejar keinginan adalah bodoh karena kematian akan mengambil segalanya. Engkau mengumpulkan kekayaan dan ketika kematian datang, semuanya tertinggal. Kita mencari harta karun yang dapat kita bawa sendiri, yang tidak akan pernah hilang, yang tidak dapat dicuri, yang tidak ada pemerintah yang dapat memungut pajaknya, yang tidak ada yang bisa mengambilnya, bahkan kematian."Engkau menyebut orang-orang ini orang-orang religius? Mereka tampaknya bahkan lebih duniawi daripada yang disebut orang duniawi. Mereka lebih materialistis daripada orang materialis. Tentu saja, materialisme mereka terselubung. Materialisme mereka memiliki rasa spiritualisme, tetapi itu adalah tipuan. Seolah-olah di atas tumpukan kotoran, engkau telah melemparkan parfum yang harum. Tumpukan kotoran tetaplah tumpukan kotoran, parfum hanya bisa menipu orang bodoh.Buddha tidak tertipu. Buddha bisa melihat melalui dan melampaui keinginan. Buddha selalu bisa melihat bahwa keinginan itu ada. Jika keinginan ada di sana, engkau adalah seorang materialis dan duniawi.Jadi Buddha tidak mengkhotbahkan surga apa pun kepadamu. Buddha tidak percaya pada surga apa pun.Bukannya Buddha tidak percaya pada kebahagiaan, bukan begitu. Buddha percaya pada kebahagiaan, tapi itu bukan kepercayaan: ketika semua surga menghilang, ketika semua keinginan jatuh, tiba-tiba muncul sifat terdalammu untuk menjadi bahagia. Untuk itu, tidak ada yang dibutuhkan. Tidak ada kebajikan yang dibutuhkan, tidak ada pertapaan yang dibutuhkan, tidak ada pengorbanan yang dibutuhkan. Pemahaman saja sudah cukup.Jalan Sang Buddha adalah jalan pemahaman.OSHOThe Discipline of Transcendence Vol. 3----------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar