Sebelum mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi, Siddhartha Gautama (Sang Buddha) berguru pada dua orang reshi yang terkenal pada zamannya.
1. **Alara Kalama**:
- **Nama Guru**: Alara Kalama.
- **Ajaran**: Alara Kalama mengajarkan meditasi yang mencapai tingkat jhana (meditasi yang mendalam) yang sangat tinggi, khususnya pencapaian "Arupa Jhana" (Jhana tanpa bentuk).
- **Perjalanan Meditasi**: Siddhartha belajar dengan tekun dan mencapai tingkat meditasi yang sama dengan gurunya, yaitu mencapai "keadaan kesadaran tak terbatas". Namun, Siddhartha menyadari bahwa meskipun pencapaian ini membawa kedamaian dan kebahagiaan sementara, itu tidak mengarah pada pembebasan total dari penderitaan (Dukkha).
2. **Uddaka Ramaputta**:
- **Nama Guru**: Uddaka Ramaputta.
- **Ajaran**: Uddaka Ramaputta mengajarkan pencapaian meditasi yang lebih tinggi dari yang diajarkan oleh Alara Kalama, yaitu "Pencapaian Nihilisme" (Pencapaian 'tiada apa-apa').
- **Perjalanan Meditasi**: Siddhartha mencapai tingkat meditasi yang sama dengan Uddaka Ramaputta, yaitu mencapai keadaan "tiada persepsi dan tiada non-persepsi". Namun, sekali lagi, Siddhartha merasa bahwa ini masih belum merupakan jalan menuju pembebasan penuh dari penderitaan.
Setelah mencapai tingkat tertinggi dari kedua guru tersebut, Siddhartha tetap merasa bahwa jalan ini tidak membawanya kepada pengetahuan yang sempurna dan pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian (Samsara). Oleh karena itu, dia memutuskan untuk meninggalkan para gurunya dan melanjutkan pencarian spiritualnya sendiri.
Akhirnya, setelah enam tahun menjalani berbagai praktik pertapaan dan menyadari bahwa ekstremitas tidak membawa pencerahan, Siddhartha menemukan "Jalan Tengah" (Majjhima Patipada) yang tidak ekstrim dalam kemewahan maupun penderitaan. Dengan meditasi mendalam di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, dia mencapai pencerahan sempurna (Buddhahood) dan menjadi Buddha, atau "Yang Tercerahkan".
Siddhartha Gautama mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India, dan menjadi Buddha, "Yang Tercerahkan." Pencerahan yang ia capai mencakup pemahaman mendalam tentang empat kebenaran mulia dan jalan berunsur delapan. Berikut adalah rincian dari apa yang ditemukan oleh Sang Buddha:
Empat Kebenaran Mulia (Cattari Ariya Saccani)
1. **Kebenaran Mulia tentang Penderitaan (Dukkha)**
- **Pengertian**: Segala sesuatu dalam kehidupan ini mengandung penderitaan atau ketidakpuasan. Ini mencakup penderitaan fisik dan mental, serta ketidakpuasan yang lebih halus seperti ketidakkekalan (Anicca) dan ketidakmampuan untuk mencapai kebahagiaan abadi.
- **Contoh**: Kelahiran, usia tua, penyakit, kematian, berpisah dengan yang dicintai, mendapatkan yang tidak diinginkan, dan tidak mendapatkan yang diinginkan.
2. **Kebenaran Mulia tentang Asal Usul Penderitaan (Samudaya)**
- **Pengertian**: Penyebab penderitaan adalah keinginan atau nafsu (Tanha), keterikatan, dan ketidaktahuan (Avijja).
- **Contoh**: Keinginan untuk kesenangan inderawi, keinginan untuk eksistensi dan penolakan terhadap ketidaknyamanan.
3. **Kebenaran Mulia tentang Akhir dari Penderitaan (Nirodha)**
- **Pengertian**: Penderitaan dapat diakhiri dengan memadamkan keinginan dan keterikatan. Ini disebut Nibbana (Nirvana), keadaan bebas dari penderitaan.
- **Ciri-ciri Nibbana**: Keadaan yang damai, bebas dari keinginan, kebencian, dan kebodohan.
4. **Kebenaran Mulia tentang Jalan Menuju Akhir Penderitaan (Magga)**
- **Pengertian**: Ada jalan untuk mencapai akhir dari penderitaan, yaitu Jalan Berunsur Delapan (Ariya Atthangika Magga).
- **Unsur-unsur Jalan Berunsur Delapan**:
1. **Pengertian Benar (Samma Ditthi)**: Memahami Empat Kebenaran Mulia.
2. **Pikiran Benar (Samma Sankappa)**: Niat yang bebas dari keinginan, kebencian, dan kekejaman.
3. **Ucapan Benar (Samma Vaca)**: Berbicara jujur, tidak memfitnah, tidak berbicara kasar, dan tidak berbicara sia-sia.
4. **Tindakan Benar (Samma Kammanta)**: Bertindak secara moral dengan tidak membunuh, tidak mencuri, dan tidak melakukan perbuatan asusila.
5. **Mata Pencaharian Benar (Samma Ajiva)**: Memilih pekerjaan yang tidak merugikan makhluk hidup.
6. **Usaha Benar (Samma Vayama)**: Berusaha untuk mengembangkan kebajikan dan meninggalkan keburukan.
7. **Perhatian Benar (Samma Sati)**: Kesadaran penuh dalam kegiatan sehari-hari dan meditasi.
8. **Konsentrasi Benar (Samma Samadhi)**: Mengembangkan konsentrasi mental melalui meditasi yang mendalam.
Tiga Corak Kehidupan (Tilakkhana)
1. **Anicca (Ketidakkekalan)**: Segala sesuatu yang terbentuk dari sebab dan kondisi adalah tidak kekal.
2. **Dukkha (Penderitaan)**: Segala sesuatu yang tidak kekal dan berubah adalah sumber ketidakpuasan.
3. **Anatta (Tanpa Diri)**: Tidak ada entitas diri yang kekal dan tetap; segala sesuatu adalah proses yang terus-menerus berubah.
Pencerahan (Bodhi)
Pencerahan Sang Buddha adalah pemahaman langsung dan mendalam mengenai hakikat sejati dari kehidupan dan eksistensi, yang membawa kepada pembebasan total dari siklus kelahiran dan kematian (samsara). Dengan mencapai pencerahan, Buddha bebas dari penderitaan dan tidak lagi terpengaruh oleh keinginan, kebencian, dan kebodohan.
Dalam malam pencerahannya, Sang Buddha mencapai tiga pengetahuan (Tevijja):
1. **Pubbenivasaññana**: Pengetahuan tentang kehidupan masa lalu.
2. **Dibbacakkhu**: Pengetahuan tentang kelahiran dan kematian makhluk-makhluk.
3. **Asavakkhayañana**: Pengetahuan tentang hancurnya nafsu keinginan, yang membawa pada pembebasan total dari penderitaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar