Kamis, 01 Agustus 2024

 PROSES TERBENTUKNYA KARMA BISA DILIHAT OLEH ORANG YANG MENCAPAI JHANA KE 4 DI SERTAI SATI SAMPAJANNA

Sati Sampajañña adalah kondisi kesadaran penuh yang melibatkan kewaspadaan (sati) dan pemahaman yang jelas (sampajañña). Ketika Sati Sampajañña ini mencapai tahap Jhana ke-4, seseorang memperoleh ketenangan dan kebijaksanaan yang mendalam. Jhana ke-4 adalah tingkat konsentrasi meditasi yang sangat tinggi dan murni, di mana pikiran benar-benar stabil dan damai. Dalam ajaran Buddha, terdapat 31 alam eksistensi yang mencakup berbagai tingkat keberadaan, mulai dari alam neraka hingga alam dewa dan brahma. Alam ini menggambarkan berbagai kondisi keberadaan yang bisa dialami makhluk hidup berdasarkan karma mereka. Arus batin mengacu pada aliran kesadaran yang terus-menerus bergerak dan dipengaruhi oleh berbagai karma. Karma adalah hasil dari tindakan, perkataan, dan pikiran yang dilakukan oleh makhluk hidup. Setiap tindakan memiliki potensi untuk berbuah di masa depan, baik sebagai karma baik (beruntung) atau karma buruk (apes).


Bayangkan seseorang yang bermeditasi dan mencapai tingkat konsentrasi yang sangat tinggi hingga Jhana ke-4. Dalam keadaan ini, pikiran mereka sangat jernih dan stabil, seperti danau yang tenang tanpa riak. Mereka memiliki pandangan yang sangat dalam dan tajam terhadap alam batin mereka sendiri dan orang lain. Dalam kondisi ini, orang tersebut bisa "melihat" arus batin semua makhluk di 31 alam. Ini seperti memiliki kemampuan untuk melihat aliran sungai yang mewakili kehidupan berbagai makhluk. Setiap aliran sungai ini memiliki berbagai potensi karma yang terkandung di dalamnya, yang bisa segera berbuah. Potensi karma bisa dianalogikan sebagai benih yang ditanam di dalam arus sungai. Benih ini bisa berupa karma baik atau buruk, tergantung pada tindakan yang dilakukan. Dalam arus batin, benih-benih ini tumbuh dan berkembang, dan pada waktu yang tepat, mereka akan berbuah. Jika benih itu baik, hasilnya adalah keberuntungan (buah karma baik). Jika benih itu buruk, hasilnya adalah kesialan (buah karma buruk).


Bayangkan dua orang yang berjalan di jalur sungai yang berbeda. Orang pertama berjalan di jalur sungai yang penuh dengan benih karma baik yang segera berbuah, sehingga mereka sering mengalami keberuntungan dalam hidup. Orang kedua berjalan di jalur sungai yang penuh dengan benih karma buruk, sehingga mereka sering mengalami kesulitan dan kesialan. Orang yang memiliki Sati Sampajañña yang diterangi Cahaya Jhana 4 bisa melihat dengan jelas arus batin ini dan memahami mengapa seseorang mengalami kehidupan yang penuh keberuntungan atau kesialan. Ini seperti memiliki peta yang menunjukkan jalur sungai dan melihat di mana benih-benih karma tertanam dan kapan mereka akan berbuah. Dengan memahami konsep ini, kita bisa lebih menyadari pentingnya tindakan kita sehari-hari. Setiap tindakan, perkataan, dan pikiran kita menanam benih dalam arus batin kita. Dengan berlatih mindfulness dan kebijaksanaan, kita bisa menanam lebih banyak benih karma baik yang akan menghasilkan buah keberuntungan di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar