KENAPA ADA ORANG TERLAHIR JADI WARIA,CACAT,DAN GILA?
Memahami Karma dalam Perspektif Buddhis
Dalam ajaran Buddhisme, karma adalah hukum sebab-akibat yang mendasari semua tindakan kita. Setiap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan dengan niat tertentu akan tersimpan di arus batin kita, menciptakan potensi karma yang akan mempengaruhi masa depan kita. Potensi karma ini bisa diklasifikasikan menjadi empat jenis:
1. **Karma Penghasil (Janaka Kamma)**: Ini adalah karma yang menghasilkan hasil tertentu dalam kehidupan kita. Misalnya, perbuatan baik yang kita lakukan dengan niat murni bisa menghasilkan kebahagiaan atau kesuksesan di masa depan.
2. **Karma Pendukung (Upathambhaka Kamma)**: Ini adalah karma yang mendukung karma penghasil. Misalnya, jika seseorang memiliki karma baik dari kehidupan sebelumnya, karma pendukung ini akan memperkuat hasil positif yang sudah ada.
3. **Karma Penghambat (Upapilaka Kamma)**: Ini adalah karma yang menghambat atau melemahkan hasil karma penghasil. Misalnya, jika seseorang melakukan perbuatan buruk, karma ini bisa menghambat keberhasilan atau kebahagiaan yang seharusnya didapatkan dari karma baik.
4. **Karma Penghancur (Upagathaka Kamma)**: Ini adalah karma yang bisa menghancurkan hasil karma penghasil. Misalnya, tindakan sangat buruk yang dilakukan seseorang bisa menghancurkan hasil baik dari karma yang sudah ada, seperti kebahagiaan atau kesuksesan yang dimiliki.
Aplikasi Praktis dalam Kehidupan Sehari-Hari
Dari bangun tidur hingga tidur kembali, semua pikiran, ucapan, dan perbuatan kita akan tersimpan sebagai salah satu dari empat jenis karma ini. Misalnya, ketika kita berbuat baik kepada orang lain dengan niat tulus, kita menciptakan karma penghasil yang positif. Sebaliknya, ketika kita marah atau berbuat jahat, kita menciptakan karma penghambat atau bahkan penghancur.
Contoh Nyata:
- **Karma Penghasil**: Seseorang yang secara konsisten membantu orang lain tanpa pamrih akan menciptakan karma baik yang akan menghasilkan kebahagiaan dan dukungan di masa depan.
- **Karma Pendukung**: Jika seseorang telah memiliki karma baik dari kehidupan sebelumnya, tindakan baik di kehidupan sekarang akan memperkuat hasil positif tersebut.
- **Karma Penghambat**: Jika seseorang melakukan tindakan buruk, seperti menipu orang lain, hasil positif dari karma baik sebelumnya bisa terhambat, mengurangi kebahagiaan yang seharusnya didapatkan.
- **Karma Penghancur**: Tindakan sangat buruk, seperti kekerasan atau pembunuhan, bisa menghancurkan semua hasil positif dari karma baik, menciptakan penderitaan yang besar di masa depan.
Patisandhi Vinnana dan Kelahiran Tanpa Akar
Dalam konteks kelahiran kembali, ada konsep yang dikenal sebagai Patisandhi Vinnana, atau kesadaran penyambung kelahiran kembali. Beberapa individu dilahirkan dengan kondisi yang disebut sebagai "tanpa akar kebajikan" dalam Patisandhi Vinnana mereka. Ini berarti mereka tidak memiliki akar kebajikan seperti Alobha (ketidakterikatan), Adosa (ketidakekerasan), dan Amoha (kebijaksanaan).
Kasus Spesifik:
- **Orang Gila Sejak Lahir**: Individu yang dilahirkan dengan kondisi mental terbelakang atau gila sejak lahir sering kali dianggap sebagai manusia tanpa akar kebajikan. Kesadaran penyambung kelahiran mereka, Patisandhi Citta, tidak memiliki akar-akar kebajikan, sehingga mereka tidak bisa sembuh dan tetap dalam kondisi tersebut sampai mati. Ini sering kali disebabkan oleh karma buruk dari kehidupan sebelumnya, yang berkaitan dengan ketidakmampuan menerima kenyataan dan hidup menurut keinginan mereka.
- **Waria dan Individu dengan Kondisi Fisik Khusus**: Demikian pula, individu yang dilahirkan sebagai waria atau dengan kondisi fisik seperti mandul atau buta-tuli sejak lahir, juga termasuk dalam kategori manusia tanpa akar kebajikan. Kondisi mereka tidak bisa disembuhkan dan merupakan hasil dari karma buruk yang berkaitan dengan ketiadaan akar kebajikan di Patisandhi Vinnana mereka.
Karma memainkan peran penting dalam menentukan kualitas hidup kita, baik dalam kehidupan saat ini maupun dalam kelahiran kembali kita. Dengan memahami jenis-jenis karma dan bagaimana mereka bekerja, kita bisa lebih bijaksana dalam menjalani hidup kita sehari-hari, memastikan bahwa pikiran, ucapan, dan perbuatan kita menciptakan karma yang positif dan mendukung. Hal ini penting untuk menghindari kondisi kelahiran kembali yang penuh penderitaan, seperti yang dialami oleh individu yang dilahirkan dengan kondisi tanpa akar kebajikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar