KENAPA EFEK SPYCADELIC MIRIP PENGALAMAN MEDITASI?
Penggunaan zat-zat psikedelik seperti LSD, jamur psilocybin, dan ayahuasca oleh beberapa musisi, artis, dan pebisnis kelas dunia telah menarik perhatian banyak orang. Orang-orang seperti Steve Jobs dan lainnya mengakui bahwa zat-zat ini telah berperan dalam membantu mereka mencapai wawasan kreatif dan pemahaman mendalam. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai alasan penggunaan zat-zat tersebut, serta bagaimana mereka mungkin berkaitan dengan kondisi meditasi dalam Buddhisme:
Alasan Penggunaan Psikedelik
1. **Peningkatan Kreativitas**:
- Banyak pengguna psikedelik melaporkan peningkatan kreativitas dan pemikiran "out-of-the-box". Misalnya, Steve Jobs mengaku bahwa LSD membantu dalam penemuan besar-besarnya karena membuka cara baru untuk melihat dan memahami masalah.
2. **Pengalaman Spiritual dan Mistis**:
- Psikedelik dapat menghasilkan pengalaman yang mendalam, termasuk perasaan kesatuan dengan alam semesta, pemahaman mendalam tentang diri sendiri, dan perasaan kebahagiaan atau ketenangan yang mendalam. Ini sering kali dianggap sebagai pengalaman spiritual atau mistis.
3. **Penurunan Aktivitas Default Mode Network (DMN)**:
- Penelitian menunjukkan bahwa psikedelik menurunkan aktivitas di DMN, bagian otak yang bertanggung jawab untuk pemikiran egois dan ruminasi. Penurunan aktivitas DMN bisa memberikan perasaan "larut" dalam pengalaman dan kesatuan dengan lingkungan sekitar.
Data Ilmiah
1. **Penelitian Tentang Kreativitas dan Kognisi**:
- Studi menunjukkan bahwa psilocybin dan LSD dapat meningkatkan konektivitas jaringan otak, memungkinkan pola berpikir yang lebih kreatif dan asosiasi yang tidak biasa .
2. **Pengalaman Mistis dan Terapeutik**:
- Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal *Journal of Psychopharmacology* menunjukkan bahwa psilocybin dapat menginduksi pengalaman mistis yang dalam, yang sering kali dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan mental dan penurunan gejala depresi dan kecemasan .
3. **Efek pada Default Mode Network**:
- Penelitian yang dilakukan oleh Imperial College London menemukan bahwa psikedelik seperti LSD dan psilocybin menurunkan aktivitas di DMN, yang dapat mengakibatkan pengalaman ego-dissolution atau hilangnya batasan ego .
Psikedelik dan Kondisi Jhana dalam Meditasi Samatha
- **Jhana dan Samadhi**:
- Dalam meditasi samatha, kondisi jhana adalah keadaan konsentrasi mendalam yang ditandai oleh ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan. Ada empat jhana utama yang semakin dalam tingkatannya, dan beberapa tingkat jhana dapat disamakan dengan pengalaman mistis yang diinduksi oleh psikedelik.
- **Perbandingan Pengalaman**:
- Pengalaman yang dilaporkan oleh pengguna psikedelik, seperti perasaan kesatuan dengan alam semesta atau perasaan kebahagiaan yang mendalam, dapat memiliki kemiripan dengan pengalaman jhana dalam meditasi. Namun, jhana dicapai melalui disiplin meditasi yang mendalam dan berulang, sedangkan psikedelik memberikan akses yang lebih cepat tetapi mungkin tidak bertahan lama.
- **Peringatan dan Pertimbangan Etis**:
- Penting untuk mencatat bahwa penggunaan psikedelik membawa risiko dan tantangan, termasuk potensi efek samping psikologis dan hukum. Meditasi, di sisi lain, adalah praktik yang lebih aman dan berkelanjutan untuk mencapai kesadaran mendalam dan pencerahan.
Psikedelik seperti LSD, jamur psilocybin, dan ayahuasca dapat memberikan pengalaman yang mendalam dan kreatif, yang dapat meningkatkan pemikiran inovatif dan memberikan wawasan spiritual. Namun, mereka bukan pengganti untuk praktik meditasi yang konsisten dan mendalam seperti samatha, yang secara tradisional digunakan untuk mencapai jhana dan pencerahan dalam Buddhisme.
**Referensi:
1. Carhart-Harris, R. L., et al. (2014). "The entropic brain: a theory of conscious states informed by neuroimaging research with psychedelic drugs." *Frontiers in Human Neuroscience*.
2. Griffiths, R. R., et al. (2006). "Psilocybin can occasion mystical-type experiences having substantial and sustained personal meaning and spiritual significance." *Psychopharmacology*.
3. Carhart-Harris, R. L., et al. (2012). "Neural correlates of the psychedelic state as determined by fMRI studies with psilocybin." *Proceedings of the National Academy of Sciences*.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar