Jumat, 29 Juli 2022

KERASUKAN

Pertanyaan:
Osho, bisakah jiwa-jiwa yang sedang menunggu untuk dilahirkan ini masuk ke dalam tubuh seseorang dan mengganggu orang itu?

Jawaban OSHO:
Ini juga mungkin – karena jiwa yang lebih rendah, mereka yang belum menemukan tubuh, tetap sangat tersiksa; sementara, tanpa tubuh, jiwa-jiwa yang tinggi berbahagia. Engkau perlu mengingat perbedaan ini. Jiwa yang lebih tinggi selalu memandang tubuh sebagai semacam ikatan. Mereka ingin tetap begitu ringan, sehingga mereka bahkan lebih suka untuk tidak membawa beban dari tubuh. Dan, pada akhirnya, mereka ingin bebas dari tubuh, karena mereka bahkan mendapati tubuh ini tidak lain dari penjara. Akhirnya, mereka merasa tubuh membuat mereka melakukan hal-hal tertentu yang tidak layak dilakukan. Jadi jiwa-jiwa ini tidak terlalu tertarik pada tubuh. Jiwa-jiwa yang rendah tidak bisa hidup sesaat pun tanpa tubuh; minat mereka, kebahagiaan mereka terikat pada tubuh.

Kenikmatan tertentu bisa dicapai tanpa berada di dalam tubuh. Sebagai contoh, ada jiwa seorang pemikir. Sekarang, orang bisa memiliki kenikmatan berpikir tanpa berada di dalam tubuh, karena pemikiran tidak ada hubungannya dengan tubuh. Jadi jika jiwa dari seorang pemikir mulai mengembara dan tidak mencapai tubuh, ia tidak pernah menunjukkan keterburu-buruan untuk berada di dalam tubuh lagi, karena ia bisa menikmati kesenangan berpikir bahkan dalam keadaan di mana ia berada. Tapi, katakanlah seseorang menikmati makanan dengan penuh gairah. Kenikmatan itu tidak mungkin tanpa berada di dalam tubuh, jadi dalam kasus seperti itu, jiwa menjadi sangat gelisah untuk menemukan cara untuk memasuki sebuah tubuh. Dan jika ia gagal menemukan rahim yang cocok, maka ia bisa memasuki tubuh yang memiliki jiwa yang lemah. Jiwa yang lemah berarti jiwa yang bukan penguasa dari tubuhnya. Dan ini terjadi ketika jiwa yang lemah dalam keadaan takut.

Ingatlah, rasa takut memiliki arti yang sangat dalam. Ketakutan berarti apa yang menyebabkanmu menyusut. Ketika engkau dalam ketakutan engkau menyusut; ketika engkau bahagia engkau mengembang. Ketika seseorang dalam keadaan takut jiwanya menyusut, dan akibatnya sebuah ruang yang besar dibiarkan kosong dalam tubuhnya, agar jiwa lain masuk dan menempatinya. Tidak hanya satu, banyak jiwa yang bisa masuk dan menempati ruang itu sekaligus. Jadi ketika seseorang  dalam keadaan takut, jiwa bisa memasuki tubuhnya. Dan satu-satunya alasan jiwa melakukan itu adalah karena semua keinginannya terikat pada tubuh; ia berusaha untuk memuaskan keinginannya dengan memasuki tubuh seseorang. Ini sangat mungkin. Fakta-fakta lengkap tersedia untuk mendukungnya; ini sepenuhnya berdasarkan kenyataan.

Artinya, orang yang ketakutan selalu berada dalam bahaya; dia selalu dalam keadaan mengerut. Dia hidup, seolah-olah di satu ruangan dalam rumahnya, sementara sisa kamar-kamarnya tetap kosong dan bisa ditempati oleh tamu-tamu lainnya.

Terkadang jiwa-jiwa yang lebih tinggi juga memasuki tubuh manusia, tetapi mereka melakukannya untuk alasan yang sangat berbeda. Ada beberapa tindakan welas asih yang tidak bisa dilakukan tanpa berada di dalam tubuh. Katakanlah, misalnya, sebuah rumah terbakar dan tidak ada seorang pun yang maju untuk menyelamatkan rumah itu agar tidak terbakar. Kerumunan orang berdiri di sana, tidak berdaya; tidak ada seorang pun yang berani memasuki rumah yang terbakar. Tiba-tiba seseorang maju, memadamkan api, dan berhasil menyelamatkan seseorang yang terjebak di dalam. Kemudian, ketika semuanya selesai, orang itu sendiri bertanya-tanya bagaimana dia telah melakukannya. Dia merasa cukup yakin dia bergerak dan bertindak di bawah pengaruh suatu kekuatan yang tidak diketahui – bahwa itu bukan perbuatannya, bahwa orang lain yang telah melakukannya. Dalam contoh seperti itu, di mana manusia tidak mampu mengumpulkan keberanian untuk suatu tujuan yang baik, jiwa yang lebih tinggi bisa memasuki tubuh manusia dan menyelesaikan tugasnya. Tetapi ini adalah kejadian langka.

OSHO ~ And Now and Here, Chpt 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar