Rabu, 25 September 2024

 JANGAN MENARUH UANG DI PIKIRAN DAN HATI ANDA,TARUHLAH DI DOMPET ATAU ATM

Sebagai makhluk cahaya, kita turun ke bumi dengan satu tujuan: merasakan kehidupan fisik dengan segala kenikmatan indrawi yang ditawarkannya. Makanan, seks, prestise, dan penghargaan sering menjadi pusat perhatian kita, memberi ilusi kebahagiaan yang tampak abadi. Namun, tanpa disadari, kita sering terjebak dalam perburuan tak berujung, terikat oleh keinginan untuk terus mengulang pengalaman tersebut.


Keinginan yang tidak terkendali ini adalah jebakan. Hal-hal duniawi yang kita anggap sebagai sumber kebahagiaan hanyalah sementara, tetapi dorongan untuk terus mengejarnya membuat kita terlena, menjadikan hidup sebagai siklus perburuan tanpa akhir. Ketika kita membiarkan kenikmatan-kenikmatan ini mengendalikan kita, kita menjadi terikat pada elemen-elemen bumi—keinginan yang membentuk rantai tak terlihat di sekitar kesadaran kita. Kenikmatan fisik dan duniawi bukanlah hal buruk, tetapi ketika kita kehilangan kendali dan membiarkan mereka mendikte hidup kita, kita mulai kehilangan jati diri sejati kita.


Spiritualitas Bukanlah Jalan Menuju Kesaktian atau Kekayaan


Namun, perlu dipahami bahwa spiritualitas bukanlah tentang menjadi sakti, kaya, atau hidup senang. Itu adalah ilusi. Spiritualitas adalah jalan menuju kehancuran total dari apa yang kita pikir sebagai “diri.” Segala sesuatu yang bukan esensi sejati kita harus dihancurkan sehancur-hancurnya, hingga kita seperti menjadi debu yang ditiup angin. Kita dipatahkan, dihancurkan, hingga tidak ada lagi ego yang tersisa. Inilah esensi dari spiritualitas—pembebasan dari segala ikatan duniawi, termasuk ide-ide tentang kehebatan, kekayaan, dan kesuksesan.


Spiritualitas adalah tentang membuang, menjatuhkan semua keinginan yang mengikat kita. Oleh karena itu, lepaskan uang dari pikiran Anda. Jangan menaruh uang di dalam pikiran atau hati Anda. Uang adalah bagian dari dunia luar—taruhlah di dompet, ATM, atau di tempat yang seharusnya, tetapi jangan memasukkannya ke dalam pikiran Anda. Hati dan pikiran hanya boleh diisi dengan kebahagiaan, sukacita, perayaan spiritual, dan kesadaran.


Pikiran yang terisi uang dan hal hal duniawi akan sulit menerima pencerahan


Untuk membebaskan diri dari jebakan perburuan duniawi ini, kita perlu mengembangkan kesadaran yang tajam terhadap diri sendiri. Alih-alih memburu kenikmatan secara membabi buta, kita bisa menikmati secukupnya dengan penuh kesadaran, tanpa membiarkan diri terperangkap oleh dorongan-dorongan tersebut. Menikmati dunia ini tidaklah salah, tetapi menikmati tanpa kesadaran adalah jalan menuju perbudakan batin.


Kenikmatan harus dihadapi dengan kesadaran penuh—seperti mengunyah makanan dengan sadar akan rasa, tekstur, dan sensasi tanpa berlebihan. Dalam setiap tindakan, jika kita hadir sepenuhnya, kenikmatan duniawi tetap bisa dirasakan tetapi tidak akan mencengkeram kita. Kita menjadi pengamat dari pengalaman itu, tidak lagi terseret dalam arus ketidaksadaran.


Menjatuhkan Dunia: Jalan Menuju Pembebasan


Untuk benar-benar merdeka, dunia ini harus dijatuhkan dari kesadaran kita. Bukan berarti kita meninggalkan dunia secara fisik, tetapi kita menolak terikat secara emosional dan mental pada ilusi kenikmatan abadi yang ia tawarkan. Dalam setiap hal yang kita lakukan, kita harus sadar bahwa dunia ini tidaklah abadi. Dengan mengingat ketidakkekalan ini, kita lebih mudah melepaskan keinginan untuk terus berburu dan memiliki.


Menjatuhkan dunia adalah tindakan pemberontakan batin terhadap rantai-rantai yang dibentuk oleh keinginan kita sendiri. Ketika dunia jatuh, rantai pun putus. Kita tidak lagi terjebak dalam perburuan, melainkan hidup dalam kebebasan batin yang sejati—kenikmatan bukanlah tujuan utama, tetapi sebuah pengalaman yang dapat diterima dan dilepaskan dengan mudah.


Sebagai makhluk cahaya, kita memang datang ke bumi untuk merasakan kenikmatan fisik, tetapi jangan biarkan itu merantai kita. Kenikmatan duniawi bukanlah hal yang perlu dihindari, melainkan perlu dinikmati dengan bijak dan penuh kesadaran. Jangan terjebak dalam ilusi bahwa hal-hal ini abadi. Nikmati secukupnya, sadarilah keberadaannya, dan ketika saatnya tiba, lepaskanlah dunia ini.


Yang lebih penting, jangan biarkan duniawi, terutama uang, menguasai pikiran dan hati Anda. Tempatkan uang di luar diri Anda—di dompet, ATM, atau di mana pun, tetapi jangan masukkan ke dalam pikiran. Hati dan pikiran Anda seharusnya diisi hanya dengan kebahagiaan sejati, kesadaran, dan perayaan spiritual. Karena, hanya dengan menjatuhkan dunia dan melepaskan segala ilusi, kita bisa benar-benar bebas.

Minggu, 22 September 2024

 BERTINDAK TIDAK SELALU MENYELESAIKAN SOLUSI

Bertindak kadang juga bikin nambah masalah.karna tindakan biasanya di dasari dan diambil dari otak Reptil.

Tindakan ngawur karena dorongan ketakutan keterpaksaan dan kehawatiran atau tindakan dari keinginan dan ambisi.


Kadang kadang TIDAK MELAKUKAN APA APA  justru menyelamatkan dari masalah yang lebih besar.


Pengalaman nyata pernah bertindak karna dorongan rasa takut dan kehawatiran sampai pada ahirnya terpaksa mengambil tindakan yang seharusnya tidak dilakukan tapi terpaksa dilakukan karena terdesak kondisi.

Hingga pada satu titik dimana TIDAK BISA LAGI MELAKUKAN TINDAKAN KARENA TIDAK ADA JALAN LAGI.dengan terpaksa BERHENTI BERTINDAK   Dan Allohumma mboh.pasrah.tetapi ternyata pasrah atau tidak berbuat apa apa tidak buruk hasilnya.ternyata setelah  tanpa melakukan apa apa dan tenang,masalah yang di bayangkan tidak terjadi.semua baik baik saja tanpa perlu usaha apa apa.


Ahirnya tertawa sendiri.ternyata cuman begitu permainannya.batin sambil ngucap WASHUU.kalo tau begini ngapain kemaren GEDEBUKAN Nyari cara usaha sana sini alah mbelgedes.


Ternyata hanya MATRIX yang tidak semenakutkan apa yg pikiran gambarkan.sebenarnya masalah itu akan berahir dengan sendirinya tanpa perlu di cari jalannya.saat ia datang dia tetap datang dan saat ia pergi ia pergi.usaha yang dulu saya usahakan ternyata tidak pernah menjawab permasalahan.justru masalah selesai tanpa usaha.jadi usaha usaha tersebut tidak berguna dan hanya membuat kacau saja.


Hal ini pun kemudian saya gunakan untuk cek orang lain.disaat punya masalah saya mengamati dari jauh.saat dia berusaha mengatur hidupnya dengan berbagai cara pada ahirnya justru menambah masalahnya.tapi saya diam saja mengamati dan tetap konsisten TIDAK MELAKUKAN APA APA.Dia ribut bikin bisnis ini itu saya cuma diam.karena dia akan tau sendiri lewat waktu.dan benar,sekarang orang  tersebut sudah tidak melakukan apa apa dan lucunya dia cuma bikin usaha kecil kecilan dan jalan.padahal dulu ngoyo perhitungan matang modal jumbo dan lain lain.yang pada ahirnya BERANTAKAN.


Setelah MENEP PIKIRANE,Tenang anteng,sentuhan sentuhan kecil yg di lakukannya tanpa perencanaan dan ambisi, justru pelan pelan tumbuh baik.

Jumat, 20 September 2024

 AMBISI ELON MUSK MENGHAPUS BAHASA UNTUK INTERAKSI BERALIH KE TELEPATI

Elon Musk memiliki ambisi besar dengan perusahaan Starlink, yang awalnya bertujuan untuk mengatasi penyakit seperti Alzheimer dan stroke. Dengan teknologi implant otak yang dikembangkan, diharapkan kerja otak dapat terbantu, sehingga banyak penyakit berbahaya dapat diatasi. Teknologi ini telah terbukti berhasil di laboratorium. Namun, ambisi Elon Musk tidak berhenti di sana. Ia ingin melangkah lebih jauh, dengan cita-cita yang lebih luar biasa: menghapus bahasa manusia dan menggantinya dengan komunikasi berbasis getaran, frekuensi, atau yang disebut telepati.


Alasannya cukup masuk akal. Bahasa sering kali mempersempit informasi. Banyak kesalahpahaman terjadi karena kendala bahasa. Dalam masyarakat dan di media sosial, sering kali kita tidak bermaksud menyinggung orang lain, tetapi kata-kata kita dapat dengan mudah disalahartikan. Akibatnya, orang bisa tersinggung, marah, atau merasa dibenci, meskipun niat kita sebenarnya berbeda. Bahasa, dalam hal ini, menjadi penghalang bagi frekuensi sejati yang kita pancarkan. Orang hanya menangkap kata-kata, bukan energi atau niat di baliknya, yang pada akhirnya menciptakan potensi miskomunikasi yang tajam.


Inilah yang ingin diubah oleh Elon Musk. Ia berpendapat bahwa kata-kata atau bahasa menciptakan bias. Untuk menghilangkan bias ini, ia ingin manusia kembali ke bentuk komunikasi yang lebih alami, tanpa menggunakan kata-kata. Elon Musk membayangkan manusia dapat berkomunikasi melalui gelombang, frekuensi, atau telepati, seperti makhluk di dimensi gaib yang juga tidak menggunakan bahasa. Mereka berkomunikasi secara telepatik, menggunakan frekuensi dan getaran. Di alam gaib tertentu, tidak ada nama atau identitas. Mereka tidak tahu nama satu sama lain, karena identitas pribadi tidak penting. Mereka berinteraksi tanpa batasan identitas, dan komunikasi mereka menjadi satu kesatuan, tidak terdistorsi oleh kepribadian atau bahasa.


Dengan telepati dan frekuensi, maksud kita bisa disampaikan secara penuh dan sempurna, tanpa bias atau kesalahpahaman. Inilah yang ingin dikembangkan oleh Elon Musk. Di sisi lain, konsep serupa sebenarnya sudah diterapkan dalam Buddhisme oleh beberapa guru besar. Misalnya, ada seorang guru Buddha yang mengajar dengan menghadap ke tembok, bukan ke muridnya. Ia tidak ingin terpengaruh oleh kehadiran personal murid-muridnya. Dengan tidak melihat murid secara langsung, ia bisa menghindari bias atau distorsi yang mungkin timbul dari interaksi personal, termasuk prasangka atau emosi masa lalu, baik positif maupun negatif.


Interaksi guru ini berbasis getaran atau frekuensi, bukan pada identitas pribadi. Ini memungkinkan komunikasi yang lebih murni dan tidak terdistorsi. Hal ini juga terjadi dalam konteks modern, termasuk di media sosial. Beberapa orang, termasuk saya, memilih untuk tidak terlalu memperhatikan siapa yang berkomentar atau belajar dengan saya. Mengapa? Karena dengan mengetahui identitas seseorang, jawaban kita bisa terpengaruh oleh bias pribadi, entah karena kita menyukai atau tidak menyukai orang tersebut.


Oleh karena itu, cara terbaik untuk menjaga kemurnian interaksi adalah dengan fokus pada frekuensi dan getaran yang ditangkap, bukan pada identitas atau kepribadian seseorang. Saya membaca frekuensi Anda saat ini, dan Anda membaca frekuensi saya saat ini,lupakan saya sebagai siapa. Dengan cara ini, kita bisa berinteraksi di tingkatan yang lebih murni, bebas dari bias personal.


Tujuan ini sejalan dengan visi Elon Musk, dan kita sebenarnya sudah bisa mulai melakukannya sekarang.

 Ciri-Ciri Warid atau Gerakan Murni Ilahi


Warid, atau ilham yang datang dari sumber ilahi, memiliki ciri khas yang membedakannya dari pikiran atau dorongan emosional biasa. Berikut adalah beberapa ciri-ciri utama yang bisa dikenali:


1. Halus dan Tenang

Warid datang tanpa tekanan atau dorongan kuat. Rasanya mengalir dengan lembut, tanpa disertai emosi yang berlebihan, seperti amarah, ketakutan, atau kebahagiaan ekstrem.

Sehingga tidak ada emosi Ragu atau yakin,dorongannya seperti tidak ada dorongan sama sekali.seperti terjadi begitu saja KLIK tetapi tidak ada batin yang mendorongnya.


2. Tanpa Keinginan atau Kepentingan Pribadi

Ilham murni tidak diwarnai oleh ego atau kebutuhan pribadi. Pesan yang datang terasa netral, tidak dalam tema menguntungkan atau merugikan seseorang secara pribadi.


3. Jelas Tapi Sederhana

Pesan ilahi biasanya singkat dan langsung, tanpa kerumitan. Seperti dorongan untuk melakukan sesuatu yang baik tanpa memikirkan imbalan.


4. Meninggalkan Rasa Damai

Setelah menerima warid, biasanya muncul perasaan damai dan ringan. Tidak ada kecemasan atau keraguan yang menyusul.hampir seperti kosong dari emosi perasaan dan pikiran atau kata lainnya tidak ada apa apa.


Jadi Warid biasanya datang tanpa didahului oleh pikiran yang aktif atau proses berpikir yang panjang. Ini muncul secara tiba-tiba,saat tidak berpikir. seperti sebuah inspirasi atau dorongan yang murni, tanpa melalui analisis atau pertimbangan logis. Seolah-olah pesan tersebut muncul dari kedalaman batin atau dari luar kesadaran sehari-hari, tanpa dipengaruhi oleh keinginan atau pemikiran yang biasa.


Contohnya, saat sedang diam tanpa memikirkan apapun, tiba-tiba muncul dorongan untuk melakukan sesuatu yang baik, atau menyadari kebenaran tertentu. Anda merasa bahwa hal tersebut bukan hasil dari proses berpikir, melainkan sesuatu yang datang begitu saja.


Ketika Anda sedang dalam perjalanan, tiba-tiba muncul dorongan halus untuk membantu seseorang di pinggir jalan yang sedang kesusahan. Tidak ada rasa ingin dipuji atau merasa harus membantu, hanya perasaan tenang untuk menolong. Setelah itu, Anda melanjutkan perjalanan dengan hati yang ringan, tanpa memikirkan tindakan tersebut lebih jauh. Ini adalah salah satu tanda gerakan murni ilahi yang bergerak tanpa embel-embel ego atau dorongan emosi.

 3JENIS KESADARAN

1. Kesadaran Pancaindra: Alat ini adalah penyaksi yang terikat pada alam material atau dunia fisik. Kesadaran ini mencakup persepsi yang berasal dari indera-indera fisik seperti penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan pengecapan. Lingkup penyaksiannya terbatas pada dunia bumi dan materi, sehingga kesadaran ini masih berada dalam siklus ruang dan waktu yang membatasi eksistensi alam fana.


Kesadaran atau sang pengamat ini tidak bisa digunakan untuk melihat dimensi lain.karena kemampuan penyaksiannya terbatas pancaindera saja.jadi untuk bisa menembus alam gaib,perlu mengganti alat penyaksiannya ke fersi 2


2. Kekuatan Batin atau Kasyaf( fersi 2): Ini adalah kemampuan untuk menyaksikan objek-objek yang berada di luar batasan fisik, seperti alam gaib, roh, dewa, alam tumimbal lahir, atau alam neraka. Meskipun kasyaf memungkinkan seseorang untuk melihat lintas dimensi, kesadaran ini masih berada dalam siklus dunia fana karena objek yang disaksikan masih termasuk dalam alam yang terikat oleh ruang dan waktu, meskipun berada di luar dimensi material.orang indigo,orang yang bisa Remot viewing,astral projection,untuk melihat tumimbal lahir,untuk mendengar percakapan mahluk lain,orang orang starsheed.


Kesadaran atau sang pengamat fersi 2 ini tidak bisa digunakan untuk melihat diluar Ruang dan waktu.maka teropongnya atau alatnya perlu di upgrade ke fersi 3


3. Syuhud (Makrifat)sang penyaksi fersi 3: Ini adalah alat penyaksian tertinggi, yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Melalui syuhud, seseorang menyaksikan Allah atau mencapai makrifat, sebuah kesadaran yang melampaui alam fana, baik alam material maupun alam gaib. Syuhud tidak lagi terpengaruh oleh siklus ruang dan waktu, karena ia berada di luar batasan-batasan tersebut. Inilah kesadaran murni yang melampaui semua bentuk fenomena dan pengalaman duniawi.


Kesadaran pada poin 1 dan 2 masih terikat pada siklus ruang dan waktu, sehingga termasuk dalam dunia fana. Sementara kesadaran syuhud berada di luar siklus tersebut, berada dalam ranah ilahi yang tak terbatas.

Kamis, 19 September 2024

 KITA ADALAH CERMINAN WUJUD ILAHI

Bayangkan seorang bernama Brahman berdiri di hadapan seribu cermin. Cermin-cermin itu memiliki bentuk yang berbeda-beda, dan masing-masing diberi nomor dari 1 hingga 1000. Ketika Brahman berdiri di depan cermin-cermin tersebut, dia melihat 1000 refleksi dirinya, namun setiap refleksi tampak berbeda tergantung pada bentuk cermin. Beberapa cermin mungkin cembung, lainnya cekung, atau bahkan berliku-liku, yang memengaruhi cara pantulan Brahman terlihat di dalamnya. Ketika Brahman bergerak, refleksi di dalam cermin juga bergerak, namun setiap refleksi bergerak dengan cara yang berbeda, sesuai dengan bentuk cermin yang memantulkan gambarnya.


Misalnya, jika Brahman mengangkat tangan kanannya, beberapa cermin mungkin menampilkan tangan kirinya yang terangkat, sementara yang lain memutar gerakan tersebut, membuatnya tampak terdistorsi atau terbalik. Meskipun demikian, semua gerakan itu pada dasarnya adalah gerakan Brahman, bukan cerminan di dalam cermin.


Cermin Ke-7: Agung Sucipta


Di antara seribu cermin, cermin nomor 7 diberi nama Agung Sucipta. Setelah diberi nama, refleksi yang muncul dalam cermin itu mulai mengidentifikasi dirinya sebagai "Agung." Dia merasa bahwa dia memiliki eksistensi dan kemampuannya sendiri untuk bergerak. Ketika Brahman mengangkat tangannya, Agung dalam cermin melihat dirinya bergerak, dan berpikir, "Aku sedang bergerak." Dia meyakini bahwa dia adalah individu yang nyata, terpisah dari Brahman, dan bahwa gerakannya adalah hasil dari keinginannya sendiri.


Selama perjalanan waktu, Agung mulai bertanya tentang asal usul dirinya. Dia merasa penasaran, dari mana dirinya berasal, dan apa tujuan eksistensinya. Dia mencari makna tentang siapa dirinya, berpikir bahwa dia adalah individu yang unik dan otonom.


Namun, seiring waktu, pencariannya membawanya pada pemahaman yang lebih mendalam. Setelah merenung lama, Agung mulai menyadari bahwa dirinya tidaklah nyata secara independen. Dia hanyalah refleksi dari Brahman, yang berdiri di luar cermin. Apa yang dia lihat sebagai gerakan dan keberadaannya sendiri hanyalah pantulan dari gerakan Brahman. Agung mulai memahami bahwa dia bukanlah entitas terpisah; dia adalah bagian dari Brahman yang tak terbatas.


Kesadaran Diri: Menyadari Identitas Sejati


Ketika Agung menyadari bahwa dirinya hanyalah pantulan, dia juga menyadari bahwa identitasnya yang sebenarnya bukanlah Agung, melainkan Brahman. Nama Agung hanyalah label yang diberikan pada refleksi di dalam cermin ke-7. Pada hakikatnya, yang ada hanyalah Brahman, sementara Agung, bersama dengan refleksi-refleksi lainnya, hanyalah perwujudan dari satu kesadaran yang sama. Ketika Agung mencapai kesadaran ini, dia memahami bahwa keberadaannya yang sejati tidak pernah terpisah dari Brahman. Agung tidak pernah "ada" secara mandiri, karena dia hanyalah bayangan.


Dengan kesadaran ini, Agung melepaskan ilusi tentang dirinya sebagai individu terpisah. Dia memahami bahwa segala sesuatu yang dia pikirkan sebagai dirinya hanyalah bayangan yang terbentuk oleh cermin. Pada akhirnya, hanya ada Brahman, yang bergerak dan berefleksi melalui berbagai cermin, yang masing-masing memberikan pantulan yang unik.


Refleksi Kehidupan: Ilusi dan Kesadaran


Kisah ini mencerminkan perjalanan spiritual banyak orang. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasa bahwa kita adalah individu yang terpisah dengan keinginan, tindakan, dan identitas kita sendiri. Namun, seperti Agung, banyak di antara kita yang terjebak dalam ilusi bahwa kita adalah entitas mandiri yang dapat mengontrol segalanya. Kita lupa bahwa pada akhirnya, kita semua adalah bagian dari kesadaran yang lebih besar, yang terhubung satu sama lain dan pada sumber yang sama—Brahman, atau realitas tertinggi.

Dalam fersi sufi:alloh bercermin maka wujudlah aku


Hanya dengan perjalanan pencarian, pengamatan diri, dan merenungkan asal-usul kita, kita dapat mulai menyadari bahwa kita bukanlah "refleksi" yang terpisah. Apa yang kita sebut sebagai "aku" hanyalah cerminan dari sesuatu yang lebih besar dan lebih dalam. Kesadaran ini membawa kita pada pencerahan bahwa identitas kita yang sejati adalah satu dengan realitas yang lebih luas, yang tak dapat terdefinisikan hanya oleh cermin-cermin duniawi.


Dalam perjalanan ini, kita belajar untuk melepaskan keterikatan pada ilusi, memahami bahwa "gerakan" dan "tindakan" kita adalah pantulan dari kesadaran yang lebih tinggi. Pada akhirnya, tidak ada yang terpisah, karena segala sesuatu adalah manifestasi dari satu sumber yang sama.


Kisah tentang Brahman dan cermin ini mengajarkan kita tentang ilusi identitas dan pentingnya memahami diri yang sejati. Seperti Agung, kita semua adalah refleksi dari sesuatu yang lebih besar, yang bergerak melampaui bentuk, nama, dan kepribadian. Dengan memahami ini, kita dapat mulai melepaskan ilusi dan menemukan identitas kita yang sebenarnya—bahwa kita semua adalah satu dengan kesadaran yang lebih besar, dan bahwa identitas individu kita hanyalah pantulan sementara dari sesuatu yang tak terbatas.

Rabu, 18 September 2024

 FUNGSI PIKIRAN SEBENARNYA BUKAN UNTUK BERPIKIR,TAPI UNTUK INI


Banyak orang mengira pikiran fungsinya untuk berpikir.padahal tidak.pikiran memang bisa digunakan untuk berpikir tetapi tujuan utamanya bukan itu.


Apa tujuan dan fungsi pikiran?


Fungsinya sebagai pemancar atau penerima frekwensi tuhan atau semesta.

Analoginya seperti televisi yang berfungsi menerima frekwensi dari pusat dan menampilkannya dalam bentuk yang bisa di kenali.contoh di studio RCTI  jakarta sedang live siaran langsung acara GOSIP,Maka siaran tersebut butuh tv untuk menampilkannya di Pati jateng.RCTI mengirimkan acara tersebut dalam bentuk frekwensi dan tugas tv mengubahnya menjadi gambar gambar.bayangkan studio adalah tuhan atau semesta dan tv adalah pikiran kita.pikiran kita tidak di desain untuk berpikir atau memiliki siaran sendiri.tetapi berfungsi sebagai penangkap frkwensi tuhan dan kemudian mengubahnya menjadi   hal yang bisa di pahami.oleh karna itu pikiran memang cerdas.tetapi karena ia cerdas dia menganggap kemampuannya untuk mencipta gambar sendiri.padahal tidak.


Pikiran adalah sarana atau alat untuk menangkap frekwensi tuhan.tuhan atau semesta ingin di kenali.melalui pikiran ia bisa tampil.oleh karna itu pikiran seharusnya DIAM tidak membuat acaranya sendiri sesuai kepentingan pribadinya.tetapi dia diam sebagai RADAR penerima frkwensi ilahi yang muncul.dia harus menyiarkan siaran dari studio pusat.kalo pusat sedang siaran bola ya dia menampilkan bola.kalo pikiran sudah bisa kembali ke fungsi yg sebenarnya maka disinilah terjadi perkawinan ilahi.manunggaling kawula gusti.gusti sebagai pusat yg sedang siaran langsung dan anda sebagai penampilnya.aku adalah pikiran( hamba).pikiran yang menampilkan siaran langsung dari ilahi.pusat keberadaan semesta yang murni.


Kalo pikiran anda DIAM.anda menerima frkwensi ilahi tersebut.dan pikiran dengan kecerdasannya membumikan frekwensi tersebut menjadi bisa di pahami di bumi ini.jadi pikiran hanyalah PENERJEMAH frkwensi ilahi.


Ketika hamba sudah menyatu padu dengan ilahi maka anda menjadi wujud sempurna dari tuhan.karena tidak ada ego.anda hanya menerjemahkan apa yang tuhan berikan lewat pikiran.


Bagi yang sudah diam pasti paham akan hal ini.dan bisa merasakan kedatangan frekwensi ilahi ini muncul di pikirannya.pikiran adalah parabola penangkap sinyal sinyal ilahi.atau ibarat kata wadah untuk datangnya wahyu.jadi tugas kita bukan menggunakan pikiran untuk berpikir tetapi membersihkan pikiran dari kegiatan berpikir.

Ketika pikiran jernih,pikiran bisa menangkap wahyu atau ilham atau warid atau siaran langsung dari ilahi atau semesta.baru kemudian pikiran digunakan untuk menerjemahkannya kedalam bentuk bentuk kata kata yang bisa di pahami manusia.


Jadi kita sebenarnya tidak perlu pusing berpikir keras dalam menjalani hidup ini.seolah olah kita bisa melakukan segalanya.pikiran tidak perlu di peras untuk mencari solusi berbagai persoalan hidup.hidup anda sudah di jamin dan terjamin.hanya saja pikiran kotor dari be4bagai lintasan yg tidak perlu.hanya butuh diam tidak melakukan apa apa dan siaran tuhan bisa terbaca,inilah petunjuk hidup dalam segala hal.tuhan sudah mengatur dan memikirkan kita.

Hanya kita perlu mendengar siarannya melalui pikiran kita.buang kepanikan ketakutan keresahan pikiran pikiran reptil yang Reaktif.tenang diam santai rileks nyaman Sruput kopinya dan Dalam mode selalu siap menerima gelombang tuhan.KAMU ADALAH ANAK TUHAN jadi tidak mungkin di biarkan kelaparan.sebagai BAPA dia sudah Menanggung semua beban dan masalahmu.tapi sebagai anak.kamu harus nurut sama bapa.agar tidak di biarkan hidup menderita.tangannya selalu ada untuk anaknya .tapi jangan menjauh darinya.biarkan ia menjangkaumu menjamahmu.

Selasa, 17 September 2024

 KENALI OTAK ANDA DENGAN MENGETAHUI RAS

Mengenal RAS (Reticular Activating System) dan Cara Membaipasnya untuk Akses Pengetahuan Alam Semesta


Setiap hari, otak kita terpapar dengan informasi yang jumlahnya luar biasa banyak. Konon, alam semesta ini mengirimkan sekitar 11 juta GB informasi per detik kepada setiap individu. Namun, sebagian besar dari informasi ini tidak bisa di tangkap otak.Mengapa demikian? Di dalam otak kita, ada sebuah sistem penyaring yang disebut Reticular Activating System (RAS) atau sistem aktivasi retikular. RAS ini bertindak sebagai penyaring, yang hanya memungkinkan sebagian kecil dari 11 juta gb informasi tersebut disaring tinggal sekitar 7 sampai 8 GB untuk masuk ke kesadaran kita. Sisanya tersaring,mental atau dibuang 


RAS adalah mekanisme otak yang memastikan kita hanya fokus pada hal-hal yang relevan dengan kondisi, kebutuhan, atau konsep yang sudah ada dalam pikiran kita. Ketika kita memiliki pemikiran atau keyakinan tertentu, RAS membantu menyaring informasi yang sejalan dengan keyakinan tersebut, sedangkan informasi yang tidak relevan akan dilewatkan.

Jadi RAS ini membatasi ilmu pengetahuan yang masuk hanya di ambil yang sama dengan keyakinan,konsep,data otak,dan mindset kita.


Bagaimana RAS Bekerja?


Secara sederhana, RAS bertindak seperti penjaga gerbang. Ketika kita berada dalam situasi yang ramai, seperti di sebuah acara dengan banyak orang berbicara, kita mungkin mendengar seseorang menyebut nama kita. Meskipun ada ratusan suara lain di sekitar, nama kita terdengar lebih jelas. Ini adalah contoh bagaimana RAS memprioritaskan informasi yang penting bagi kita, dalam hal ini, nama kita sendiri.karena nama kita sudah ada didalam data otak kita.

Saat kita duduk di pinggir jalan,kita tidak melihat mobil pajero lewat.tapi begitu kita suka mobil pajero,atau membicarakannya atau menaruh perhatian,maka entah kenapa selalu muncul mobil pajero lewat.hal ini terjadi bukan karena dulu tidak ada pajero tetapi dulu otak kita belum ada data mobil tersebut.sehingga sebenarnya mobil pajero sering lewat,namun otak kita GAGAL MELIHATNYA.


Namun, banyak informasi yang lebih subtil dan dalam tidak bisa masuk karena disaring oleh RAS. Informasi yang mungkin bisa membuka pemahaman baru, perspektif yang berbeda, atau pengetahuan yang lebih luas tentang alam semesta sering kali tertutup oleh pola pikir kita yang sudah ada dan dianggap penting.

Mungkin saja peluang itu sangat banyak beterbangan di semesta yang sangat dekat dengan kita.namun otak kita gagal menangkapnya meskipun kita sangat butuh uang.hal itu karna otak kita memiliki saringan data RAS yang membatasi informasi masuk.

Yang cocok saja yang boleh masuk.yang tidak memiliki datanya tidak bisa masuk.disinilah mengapa manusia kemudian MENJADI MAHLUK TERBATAS.karena di otak kita ADA PEMBATASNYA.begitu RAS di jebol,kita menjadi alam semesta yang tanpa batas.


Membaypass RAS untuk Akses Lebih Banyak Pengetahuan


Bagi sebagian orang, ada cara untuk “membaipas” RAS. Mereka yang memiliki kemampuan atau pelatihan tertentu mampu membuka diri terhadap lebih banyak informasi yang tersedia di alam semesta tanpa terhalang oleh penyaringan RAS. Ini adalah orang-orang yang dapat mengakses pengetahuan atau wawasan yang biasanya tidak terlihat oleh orang lain. Bagaimana mereka melakukannya?


Ada beberapa metode yang sering digunakan untuk mencapai hal ini:


1. Meditasi dan Mindfulness: Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi batasan RAS adalah melalui latihan meditasi dan mindfulness. Dengan meditasi, seseorang melatih pikiran untuk menjadi tenang, mengamati tanpa menghakimi, dan melewati lapisan-lapisan mental yang biasanya menghalangi akses ke informasi yang lebih mendalam. Dalam keadaan meditasi mendalam, RAS menjadi lebih lemah, sehingga lebih banyak informasi bisa mengalir masuk ke dalam kesadaran.


2. Visualisasi dan Intuisi: Banyak orang yang dapat membaipas RAS menggunakan teknik visualisasi atau dengan mengandalkan intuisi. Mereka tidak lagi hanya memproses informasi melalui logika rasional, tetapi juga melalui sinyal-sinyal subtil yang sering kali dilewatkan oleh pikiran sadar.


3. Pelatihan Kognitif: Beberapa teknik pelatihan kognitif memungkinkan individu untuk memperluas kapasitas mereka dalam menerima informasi. Ini termasuk latihan untuk memperkuat perhatian, meningkatkan fleksibilitas mental, dan mengurangi bias kognitif yang biasanya membatasi cara kita melihat dunia.


4. Pengalaman Puncak (Peak Experiences): Orang-orang yang mengalami momen puncak dalam hidup, seperti pengalaman spiritual yang sangat mendalam, sering kali melaporkan bahwa mereka dapat mengakses informasi yang terasa datang langsung dari alam semesta. Dalam momen-momen seperti ini, batasan-batasan yang biasanya diberlakukan oleh RAS tampaknya lenyap, dan orang tersebut merasa terhubung dengan segala sesuatu secara langsung.


Manfaat dari Membypass RAS


Ketika seseorang berhasil menonaktifkan atau membaipas RAS, mereka sering melaporkan peningkatan drastis dalam kapasitas kognitif dan kreativitas. Mereka bisa menerima informasi secara lebih langsung, tanpa perlu melalui saringan konsep atau keyakinan yang sudah ada sebelumnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk melihat solusi baru, mengakses pengetahuan intuitif, dan memperluas pemahaman mereka tentang realitas.


Orang-orang yang mampu melampaui batasan RAS cenderung lebih inovatif, visioner, dan mampu berpikir di luar kotak. Mereka tidak terperangkap oleh pola pikir yang sudah mapan dan bisa lebih terbuka terhadap kemungkinan baru. Ini bukan hanya soal memiliki lebih banyak informasi, tetapi juga tentang memiliki akses ke informasi yang lebih mendalam dan kaya akan makna.


RAS adalah mekanisme penting dalam otak kita yang menjaga kita tetap fokus pada hal-hal yang relevan dengan dunia kita sehari-hari. Namun, bagi mereka yang ingin mengakses informasi dan pengetahuan dari alam semesta yang lebih luas, ada cara untuk membaipas atau mengurangi efek penyaringan RAS ini. Melalui meditasi, mindfulness, visualisasi, atau pengalaman spiritual yang mendalam, kita dapat membuka diri terhadap aliran informasi yang lebih besar dan mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang kehidupan dan alam semesta.


Dengan melatih pikiran untuk melewati batasan-batasan yang diciptakan oleh RAS, kita dapat menjadi individu yang lebih intuitif, terhubung, dan siap untuk menerima segala bentuk pengetahuan yang ditawarkan oleh alam semesta.