Jumat, 24 Juni 2022
Tujuh Tipe ManusiaGurdjieff (George Ivanovich Gurdjieff, seorang filsuf dan guru spiritual dari Rusia) pernah mengatakan ada tujuh tipe manusia. Mari kujelaskan ketujuh jenis itu kepadamu.Tiga tipe pertama sangat biasa. Engkau akan menemukan mereka di mana-mana.Tipe manusia pertama, Gurdjieff menyebutnya 'berorientasi pada tubuh'. Dia hidup di dalam tubuh. Dia sembilan puluh sembilan persen adalah tubuh. Seluruh hidupnya berorientasi pada tubuh. Dia makan bukan untuk hidup; dia hidup untuk makan.Tipe manusia kedua, adalah manusia emosional - tipe perasaan, sentimental.Tipe ketiga adalah intelektual.Ini adalah tiga tipe manusia yang umum kita temui. Mereka berada di level yang hampir sama.Ketiganya, di India, sudah kita kenal jauh sebelumnya. Yang berorientasi pada tubuh kita sebut SUDRA. Yang berorientasi pada perasaan, emosional kita sebut KSATRIYA, sang pejuang. Dan yang berorientasi pada intelek kita sebut sebagai BRAHMANA.Yang keempat, VAISYA, pengusaha. Sebenarnya yang keempat ini bukan tipe baru, tetapi penggabungan dari ketiga tipe sebelumnya. Ada SUDRA di dalam dirinya, ada juga intelektual di dalam dirinya. Dia bukan tipe yang murni; dia adalah campuran. Tipe manusia keempat adalah mayoritas, karena untuk menemukan tipe yang murni sangat sulit. Sangat jarang kita bisa menemukan SUDRA yang benar-benar sempurna sudra. Untuk menemukan BRAHMANA yang sempurna juga jarang. Untuk menemukan seorang ksatria murni, seorang samurai, juga jarang. Dunia manusia terdiri dari tipe keempat, yang merupakan campuran, yang sebenarnya bukan tipe, melainkan hanya kerumunan.Kecuali engkau melampaui tipe satu, dua dan tiga, engkau tidak akan dapat melihat realitas. Mereka SEMUA buta.Yang pertama dibutakan oleh tubuh. Yang kedua dibutakan oleh perasaan, emosi. Yang ketiga dibutakan oleh intelektual, pikiran. Tapi mereka semua buta.Sebutan Gurdjieff untuk tipe keempat adalah: seseorang yang hampir sadar. Sampai tipe nomor tiga, mereka semua tidak sadar, tidak terjaga, tertidur lelap. Mereka tidak tahu di mana mereka berada. Mereka tidak tahu siapa mereka. Mereka tidak tahu dari mana mereka berasal. Mereka tidak tahu kemana mereka pergi. Nomor empat adalah orang yang sedikit sadar, yang bisa melihat sedikit.Dengan yang pertama hampir tidak mungkin untuk berbicara. Untuk yang pertama engkau bisa memberikan prasada (dari bahasa Sanskrit yang berarti makanan vegetarian). Dengan yang pertama engkau hanya dapat mengundangnya untuk berpesta. Baginya agama hanyalah pesta. Setiap kali hari keagamaan tiba, dia makan enak, dia berpakaian bagus, dia hanya menikmati pesta.Untuk yang kedua engkau dapat memberikan makanan emosional: doa, air mata yang mengalir, sentimentalitas.Untuk yang ketiga engkau dapat berbicara banyak. Dia akan tampak mengerti tetapi sebenarnya dia tidak akan pernah mengerti. Dia adalah kaum intelektual, kaum terpelajar.Hanya dengan yang keempat kita mungkin berbagi pemahaman. Untuk berbagi pemahaman diperlukan sedikit kesadaran. Dia tertidur, tetapi sedang menuju bangun. Setiap saat dia akan bangun. Hanya pada saat itulah seorang Guru dapat membagikan visinya. Ketika dia melihat bahwa engkau baru saja bangun, atau sudah bangun tetapi masih berbaring dengan mata tertutup, atau hanya perlu sedikit goncangan dan engkau akan membuka mata, saat itulah seorang guru dapat membagikan pemahamannya.Tuhan hanya mungkin tersedia bagi mereka yang bisa melihat: tipe yang keempat. Melalui tipe keempat, agama masuk ke dunia.Sampai nomor tiga hanya ada dunia materialistis. Nomor tiga dapat ditemukan di rumah doa, gereja, kuil, gurudwara, tetapi ia tidak ada bedanya dengan tipe pertama dan kedua. Melalui tipe keempat, agama menjadi hidup - berdenyut, berdetak, bernafas.Lalu ada tipe kelima, yang kesadarannya sudah mantap. Untuk tipe kelima tidak perlu cahaya dari luar, dia memiliki cahaya batinnya sendiri yang sudah menyala.Kemudian ada nomor enam, yang semua ketidakpuasannya telah hilang, yang telah benar-benar puas. Tidak ada lagi yang ingin dia capai.Kemudian engkau akan terkejut. Jika nomor enam telah puas dan tidak ada lagi yang ingin dicapai, lalu mengapa ada nomor tujuh? Tidak ada yang lebih tinggi dari nomor enam; nomor enam adalah yang tertinggi. Lalu kenapa ada nomor tujuh?Pada nomor tujuh bahkan kepuasan pun menghilang. Pada yang keenam, ada perasaan penuh, kepuasan yang mendalam dan kehadiran Tuhan. Pada yang ketujuh, perasaan penuh, kepuasan yang mendalam dan kehadiran Tuhan pun menghilang. Tidak ada kepuasan, tidak ada ketidakpuasan; tidak ada kekosongan, tidak ada kepenuhan. Nomor tujuh telah menjadi Tuhan itu sendiri. Nomor tujuh kita sebut AVATAR: seorang Buddha, seorang Mahavira, seorang Krishna, seorang Kristus. Mereka lah nomor tujuh.Jadi seluruh upaya yang harus dilakukan adalah bagaimana melihat realitas. Seluruh upaya adalah: bagaimana meningkatkan kuantitas dan kualitas melihat realitas, bagaimana menjadi mata dengan seluruh keberadaanmu.Tuhan bukan untuk dicari. Visi lah yang harus diciptakan.OSHOThe True Sage----
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar